Komunitas Tarot Surabaya Fullmoon

Membantu menemukan sejatinya manusia dan menjadi manusia sejati

Komunitas Tarot Surabaya Fullmoon

Membantu menemukan sejatinya manusia dan menjadi manusia sejati

Komunitas Tarot Surabaya Fullmoon

Membantu menemukan sejatinya manusia dan menjadi manusia sejati

Komunitas Tarot Surabaya Fullmoon

Membantu menemukan sejatinya manusia dan menjadi manusia sejati

Komunitas Tarot Surabaya Fullmoon

Membantu menemukan sejatinya manusia dan menjadi manusia sejati.

Sabtu, 12 Maret 2011

ARcana pada TAROT PSIKOLOGI

Kita akan membahas ini dengan memahami sebagai alat atau media untuk melakukan eksplorasi bawah sadar yang memungkinkan untuk mengetahui masa lalu, sekarang dan perspektif masa depan yaitu dengan kartu tarot. Ya, seperti yang kita ketahui bahwa tarot berisi simbol gambar sebagai pola dasar yang dapat berhubungan dengan psikologi analitis. Adalah Carl Gustav Jung yang pernah memberikan sebuah analisa  studi tentang tarot,  terutama pada bagian arcana mayor, yang dapat digunakan secara efektif dalam terapi (hipnoterapi) karena pada bagian arcana mayor lebih banyak  mengungkap sisi-sisi kepribadian manusia. Kita, atau dengan bantuan terapis bisa melaksanakan, membaca atau menggunakan beberapa kartu untuk menyampaikan sebuah cerita dan kemudian mendiskusikan kemungkinan arti dari simbol-simbol dalam kata-kata sendiri. Kita kemudian menghubungkan arti simbolis  dalam setiap masalah dengan banyak cara yang sama seperti dalam analisis-analisis Jung sebelumnya.

Proses tebaran bisa dijelaskan dengan menggunakan model ‘Kemungkinan dan Kekacauan/acak’. Dengan model ini, setiap kartu yang disebarkan memberikan kita kesempatan untuk menggerakkan stimulasi pikiran bawah sadar dan menuntun kita menggunakan perubahan-perubahan yang diinginkan. Memang seperti acak, spontan dan mengikuti naluri ketika mengambil kartu dan memberi kesan sebagai sebuah permainan yang berlangsung melalui proses pilihan, strategi, peristiwa acak, penemuan dan  inspirasi. Tetapi sesungguhnya cara yang konvensional  ini memberi peluang yang efektif sebagai alat belajar, dan selanjutnya bisa mengarahkan pada pola konseling dan praktik terapi (hipnoterapi). Dan bila hal ini dikorelasikan dengan ”permainan” yang  digunakan dalam berbagai penilaian, seperti Wechsler Adult Intelligence Scale /WAIS (alat test psikologi yang mengukur IQ dengan memanfaatkan teka-teki)  dan Tematik Apperception Test /TAT (alat tes psikologi proyektif berupa gambar - gambar yang diminta diinterpretasikan oleh klien) yang menggunakan foto ambigu untuk merangsang bercerita proyektif, kesamaannya akan sangat mirip.

Carl Gustav Jung melihat semua gambar tarot sebagai "turun dari pola transformasi". Pola ini meliputi beberapa pola utama yang dihadapi selama proses pematangan psikologis yang ada dalam pikiran dan tubuh manusia, termasuk bayangan, keadaan sekitar yang membentuk karakter manusia , persaingan, orang tua yang bijak dll. Di dalam Tarot juga berisi simbol yang mewakili pola penting lainnya dari proses transformatif seperti pola Ibu (Ratu.III), Ayah (Raja.IV), Kebijaksanaan (Ahli Tafsir Agama.V), Pengorbanan (Laki-laki tergantung.XII), Keseimbangan (Kesederhanaan.XIV), dll. Dalam psikologi analitis Jung, pola ini terdiri atas komponen dinamika utama ketidaksadaran yang mempengaruhi jiwa manusia dengan berbagai cara.

Dengan demikian, ini adalah sebuah sistem yang saling berhubungan, dinamis, kompleks dan pola sistem kehidupan (biasanya disebut sebagai sistem yang mengatur dirinya sendiri). Sistem ini hampir sama dengan tatanan sistem  Disipatif  *2) yang oleh I. Prigogine─pemenang Hadiah Nobel Kimia 1977─ didefinisikan sebagai struktur yang mengambil dan menghilangkan ”energi” seperti kita berinteraksi dengan lingkungan dan alam. Sebuah sistem disipatif tidak harus  menghemat energi, tetapi menimbulkan proses tersendiri  seperti pertumbuhan organisme berpengaruh terhadap pola dan sistem lingkungan.

Kita (manusia) merupakan sistem yang selalu menunjukkan ketidakseimbangan hidup. Sistem disipatif adalah manusia yang mampu mempertahankan identitas kepribadiannya,  dan  kita bersedia terbuka untuk  menerima aliran energi, materi atau informasi dari lingkungan kita sendiri. Kita tidak hanya sebuah tubuh yang memiliki sistem disipatif, tetapi jiwa kita juga dan Jung juga mengajarkan bahwa ego merupakan hal kompleks yang ada di dalam jiwa. "Jiwa adalah sebuah sistem yang mengatur diri sendiri yang menjaga keseimbangannya sama seperti tubuh ini", ia juga dan menunjukan pula bahwa jiwa menjadi sistem yang mengatur diri sendiri, sistem dinamik yang kompleks serta memiliki sistem disipatif,  dan kita bisa melihat melalui lensa pengetahuan modern.

Sebagai contoh, pola ‘Kekacauan’, sebagai sebuah pola dasar dari sistem disipatif, sangat dikenal dalam permainan tarot, yang  dan diproyeksikan pada simbol  gambar Menara (Arcana Mayor – XVI ). Inilah kartu yang merupakan transformasi ketika Jung mengajarkan bahwa kita dapat sadar akan isi bawah sadar dalam jiwa kita dengan memeriksa simbol-simbol dalam mimpi kita sendiri. Pada Kartu ‘Menara’ banyak detail simbol yang konkrit (tipikal) dan  simbol-simbol tentang keadaan lingkungan dan informasi. (perhatikan gambar kartu Menara yang terdapat simbol angin, badai, hujan, petir dan situasi akibat dari tanda-tanda alam  tersebut)

Kartu tarot pada kelompok  arcana mayor merepresentasi simbol-simbol gambar berbagai kekuatan kosmik seperti Kematian, Keadilan, Kekuatan, dan seterusnya, juga mengandung simbolisme tipikal dan nyata. Sedangkan arcana minor merupakan terminalogi  mengenai sebuah pelajaran, peluang, hubungan, konflik, kondisi, aksi dan mampu mewakili dinamika peristiwa dalam diri kita.

Namun sesungguhnya arcana mayor yang berjumlah 22 kartu adalah simbol yang diaktualisasikan pada bentuk gambar yang merupakan keadaan yang tersembunyi yang tidak jauh dari kebenaran yang ada. Alasan ini dapat diketahui dari beberapa konsep yang muncul seperti gambaran-gambaran ditemukan pada arcana mayor yang memunculkan konsep-konsep pribadi seperti diperlihatkan adanya Ratu, Raja, sang Pecinta, Kematian dan sebuah pola untuk berkembang pada kartu Bumi. Semua telah terkonsep luar biasa dengan fitur sehari-hari dari dunia dan pikiran bawah sadarnya, dari semua itu kelihatannya ingin menyatakan bahwa kartu tarot adalah suatu penemuan tentang konsep-konsep kemampuan bawah sadar yang mampu dieksploitir pada keadaan kehidupan saat ini.

Gambar-gambar di arcana mayor berdasarkan siklus manusia yang mampu membentuk pola penuh arti yang berhubungan dengan situasi atau berbagai kesulitan. Seperti hubungan sebab-akibat, pengetahuan alasan-alasan dasar, ketakutan-ketakutan dan keinginan-keinginan yang dapat mencetak setiap tujuan dan tindakan.

Hal ini juga dapat dilihat dengan konsep konflik dalam kehidupan yang ditunjukkan pada kartu Matahari? Dan mungkin kita menjelaskan kehadiran adanya suatu pola hidup apa adanya dalam kartu Kesederhanaan? Suatu konsep yang masih dilematis ketika manusia tidak bisa menerima takdirnya dalam kartu Roda Keberuntungan, dan sebuah konsep penyadaran bahwa apa yang pernah ditanamkan akan menuai hasilnya, tentu  hal ini menyangkut korelasi tentang hukum karma yang dijelaskan pada kartu Pengadilan Akhir dan seterusnya. Gambaran-gambaran ini menunjuk suatu siklus yang komplek dari apa yang ada dalam diri manusia akan tercermin pada tiap-tiap kartu. Dengan demikian arcana mayor bisa dengan mudah menjadi suatu sistem memori bergambar yang mampu menemukan secercah harapan pada saat manusia dirundung masalah serta mampu digunakan sebagai suatu fokus untuk perenungan.

Pada arcana mayor juga merupakan cerminan yang menggambarkan konsep-konsep spiritual seperti kartu Ahli Tafsir Agama, dan kartu Pendeta Wanita.  Semua telah terkonsep dengan fitur sehari-hari dari dunia dan pikiran manusia untuk menyatakan bahwa kartu tarot mampu mengupas tuntas adanya hubungan manusia dengan alamnya, sekaligus sebagai pangejawantahan dari tatanan pikiran manusia itu sendiri.

Dalam kartu arcana mayor selalu diberi bobot ekstra dan lebih bermakna dalam membaca dan menginterpretasikan pada tiap-tiap kartu. Ketika salah satu kartu ini muncul, kita bisa tahu isu-isu yang dipertaruhkan dalam diri kita, apakah menyangkut karakter, sifat atau kondisi saat ini. Kartu ini bisa mewakili keprihatinan kita yang paling dasar, perasaan dan motivasi utama kita. Dalam pelajaran selanjutnya saya menunjukkan lebih terinci bagaimana kita dapat mengenali dan menafsirkan tema dari arcana mayor dalam menginterpretasikannya..

Banyak para pewacana tarot melihat arcana mayor sebagai hal yang menunjukkan tahapan yang berbeda dalam perjalanan hidup seseorang dan suasana pertumbuhan batin kita. Dalam sistem ini, kartu arcana mayor masing-masing memberikan beberapa kualitas atau pengalaman pribadi yang harus kita gabungkan sebelum kita dapat menyatukan persepsi yang arif untuk suatu tindakan yang harus diambil.

Setiap manusia mempunyai perjalanan hidup sendiri-sendiri, meskipun perjalanan itu memiliki banyak kendala, terseok-seok bahkan harus memutar arah, arcana mayor memberikan jalur khusus yang unik walau masih bersifat universal, dan ini di tuangkan dalam konsep kesadaran awal yang disimbolkan dengan kartu si Dungu (0) sampai pada intergritas dan pemenuhan batin yang di simbolkan dengan kartu Bumi (21). Dengan kata lain, bahwa arcana mayor adalah sebuah penggambaran siklus kehidupan manusia yang dimulai nol  dan kembali keasalnya.

Kita ambil cerita konkritnya, perjalanan seorang yang ada dalam kartu si Dungu (0) yang digambarkan tengah bergerak dari suatu pengalaman ke pengalaman yang lain, dalam interpretasi kita bisa membuat kesalahan atas kebodohan kita sendiri  dan menerima kegagalan dalam menyadari potensi diri sendiri. Maka  kita tidak punya keberanian dan wawasan tersendiri untuk mengetahui tingkatan kita yang terdalam. Pada selanjutnya kita bisa merasakan dan menemukan kartu sang Petapa, bahwa kegagalan tidak boleh terjadi atau kita menemukan kartu Menara yang merupakan fase krisis dan kita harus mampu membebaskan diri dari pertahanan ego kita.

Banyak cara ketika kita mencoba mengatasi kesulitan diri sendiri, tetapi  kita juga bisa gagal berkali-kali pula. Pelajaran dari kartu Lelaki Digantung adalah  untuk melepaskan dan menyerah kepada pengalaman dengan kemampuan untuk sebuah pengorbanan. Kita bisa menyerap kualitas kekuatan hidup sejak kecil dan mampu mengembangkan dalam kekuatan kartu Kereta Perang. Kita dapat mengatasi pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh kartu Setan, tetapi kita bisa belajar tentang hasrat cinta dengan menguasai cinta dan napsu birahi melalui kartu Pecinta.

Dengan demikian arcana mayor merupakan model pengalaman dan siklus kehidupan yang menampung semua pola pertumbuhan hingga kematian, dan tentunya kita bisa mengatakan bahwa hidup ini adalah sebuah episode yang terus bergerak sebagai siklus kehidupan. Tidak peduli pola apa dalam perjalanan hidup yang kita temukan sejak lahir hingga kematian menjemput. Tetapi dalam arcana mayor ditunjukkan kepada kita bahwa keutuhan dan pemenuhan adalah takdir tersendiri. Dan bila kita terus melihat pikiran bawah sadar, maka kita bisa melihat potensi dan menyadari sifat sejati untuk memperoleh Bumi beserta isinya (kartu 21).

Sementara Arcana minor yang berjumlah 56 pada umumnya berisi berbagai misteri-misteri yang ada pada setiap sifat dan kondisi manusia itu sendiri. Pemahaman arti lambang atau simbol dari masing-masing kartu arcana minor juga muncul di tempat-tempat lain, baik serupa dongeng-dongeng, mitos maupun legenda-legenda. Seperi di Irlandia, dari dongeng Orang-orang Dewi Dana (Tuatha De Danann) yang berbicara tentang empat harta benda gaib, sebuah ketel besar, tombak, batu dan pedang. Simbol yang serupa juga ditemukan pada masa penyebaran agama Hindu, seperti adanya: cangkir; piala, tongkat kerajaan, cincin dan pedang. Dari cerita di atas barangkali mata rantai yang paling menimbulkan adanya mitos yaitu cerita dari Yunani dengan adanya Dewi Keadilan yang mencakup simbol adanya cangkir, piala, tongkat dari buah apel, kayu, kemudi dan pedang.

Arcana minor mengandung konsep-konsep kehidupan yang universal yang dihubungkan dengan keadaan sehari-hari; pikiran, kejadian dan perasaan orang-orang yang berperan dalam kehidupan kita. Namun sesungguhnya arcana minor tidak seberapa penting dibanding arcana mayor, hanya lebih mudah untuk dipahami tentang kejadian, keadaan, konflik dan hasil akhir dari hubungan sebab-akibat.

Dengan demikian, Jung  menganggap bahwa Psyche *3)  manusia memiliki lapisan-lapisan dan proses mengintegrasikan lapisan-lapisan tersebut dilakukan melalui perluasan tingkat kesadaran. Jung menyebutnya sebagai layers of psyche function karena adanya energi pada setiap lapisan. Energi-energi tersebut mengekspresikan dirinya dalam sebuah mode karakteristik dari berfungsinya kepribadian. Maka Jung mengidentifikasikan lapisan-lapisan dari fungsi ini dalam tipologi tarot sebagai berikut:

Elemen piala sebagai simbol tentang  Perasaan 
Dihubungkan  dengan keadaan emosi, perasaan dan pengalaman spiritual. Piala menunjukkan pula bahwa kita bisa sibuk dengan urusan hubungan berinteraksi dan pengalaman-pengalaman yang tak terduga. Penekanan dari kartu ini ada pada kondisi dan situasi, bukan pada bagaimana sebuah tindakan dilakukan.

Piala terkait dengan unsur air dan juga mewakili tentang hubungan , bawah sadar, mimpi, fantasi, ilusi, kesuburan, kerahmatan dan ketenangan. Ketika kita menemukan dominasi kartu dari elemen piala maka perlu kita menanyakan pada diri sendiri :
  • Apa dan dengan siapa saya bisa mencintai dalam menjalani hidup ini ?
  • Apa yang sesungguhnya saya rasakan dalam menghadapi persoalan hidup ?
  • Bagaimanana saya bisa menjawab tentang ketidak adilan ini ?

Elemen pedang sebagai simbol tentang Pikiran  
Berhubungan dengan kekuasaan, tindakan dan perjuangan. Pedang ingin menunjukkan bahwa kita berpikir untuk terlibat dalam suatu konflik batin dan perselisihan, walaupun pada awalnya tampak biasa-biasa saja, tetapi bila dibiarkan akan menjadi puncak klimaksnya. Pedang juga menunjukkan bahwa situasi yang statis bisa berubah menjadi suatu yang bersifat konfrontasi.

Pedang terkait dengan unsur udara yang mewakili mental, rasional, komunikasi dan pikiran. Pedang juga menunjukkan suatu perjuangan dan titik untuk kebutuhan dalam pengambilan keputusan.
Jika kita menemukan dominasi kartu pedang, maka kita perlu untuk menanyakan diri sendiri :
  • Bagaimana saya bisa tetap fokus terhadap pikiran saya sendiri ?
  • Apa sikap saya menghadapi keputusan saya sendiri ?
  • Apa yang saya perlukan untuk penangan konflik dan ketegangan diri sendiri ?
  • Apa yang perlu saya lakukan untuk merubah semuanya ?

Elemen koin sebagai simbol tentang Penginderaan  
Berhubungan dengan perwujudan akan cita-cita, kesejahteraan materi dan hasil dari kerja keras. Koin ingin menunjukkan masa berlimpahnya terutama materi bagi seseorang. Tetapi bila kebahagiaan secara materi tanpa didukung kebahagiaan spiritual, tentu rasanya akan menjadi persoalan tersendiri.

Koin berhubungan dengan elemen bumi yang digambarkan sebagai sifat matrialistis dan menunjukkan suatu kepedulian akan keuangan, pengetahuan dan pengembangan ketrampilan.

Ketika dalam tebaran mendominasi elemen koin maka kita perlu menanyakan pada diri sendiri :
  • Apa yang saya lakukan untuk menjadi tentram ?
  • Apa yang bisa saya peroleh dari fisik dan lingkungan saya ?
  • Apa yang bisa membuat saya menjadi aman terhadap apa yang saya miliki ?

Elemen tongkat sebagai simbol tentang Intuisi  
Berhubungan dengan intuisi, sebuah inspirasi dan hasrat untuk mengombinasikan setiap masalah yang dihadapi. Walaupun ada istilah-istilah lain dari kartu ini. Tongkat adalah sebuah ungkapan yang mencakup hal-hal di luar logika yang memiliki hubungan spiritual. Simbol tongkat ingin menunjukkan bahwa kita memiliki keinginan dan kemauan yang besar sehingga mampu menciptakan suatu perubahan di masa yang akan datang.

Elemen tongkat terkait dengan unsur api sebagai simbol semangat yang bisa menunjukkan sebuah kehidupan baru. Tongkat juga merupakan pertumbuhan, kejantanan, kreatifitas, pengembangan diri, inspirasi, energi, persepsi yang jelas, pencerahan, semangat dan keinginan. Ketika pada suatu tebaran mendominasi elemen tongkat maka  kita perlu menanyakan pada diri kita :
  • Apa yang sesungguhnya saya inginkan dalam hidup ini ?
  • Bagaimana saya bisa mengekspresikan diri terhadap ide-ide saya ?
  • Langkah pertama apa yang seharusnya saya ambil  ?
Dengan demikian karena kartu tarot merupakan bahasa simbol yang universal maka ia tidak dibatasi oleh kendala bahasa yang sistemik. Dari bahasa-bahasa simbol ini juga merupakan bahasa ketidaksadaran yang cenderung untuk mengaktifkan pikiran intuitif atau pusat otak kanan.

Dalam pembacaan tarot kita tetap mengatur sebagai pola yang sistemik, meletakan pada posisi yang tepat dan menafsirkan makna dari seluruh gambar simbolik dalam kaitannya dengan apa yang kita ingin tanyakan atau pengaruh dalam kehidupan kita sendiri.

Hisyam A Fachri

Tipe kepribadian dengan MBTI dan Tarot Psikologi

Membaca kepribadian dan karakteristik seseorang adalah ilmu yang sangat menarik. Sebab kita secara alami tertarik pada diri sendiri dan hubungan sosial dengan orang lain. Mungkin kita pernah mendengar tipe-tipe kepribadian seperti kholeris, sanguinis, melankolis & phlegmatis. Tetapi, sampai hari ini belum ada teori maupun alat (tes) yang bisa menjelaskan 100% akurat mengenai kepribadian dan perilaku seseorang. Sebab manusia itu unik. Hampir tidak ada manusia yang sama satu sama lain, walaupun mereka kembar identik. 

Adalah  MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR (MBTI), sebuah alat test yang membuat teori tipe kepribadian C.G Jung (1921-1971) lebih mudah dimengerti dan digunakan untuk kehidupan orang banyak. MBTI ini berdasarkan pemikiran Jung mengenai persepsi, judgment dan sikap yang digunakan oleh setiap tipe yang berbeda dari individu. Persepsi adalah kemampuan psikologis individu untuk sadar pada hal-hal, orang-orang dan ide-ide. Judgment melibatkan berbagai cara untuk menyimpulkan apa yang telah dipersepsikan individu tersebut. Kalau orang berbeda satu sama lain ketika mempersepsikan sesuatu ketika melakukan judgment, maka perbedaan ini juga mempengaruhi minat, ketrampilan, nilai-nilai serta reaksi mereka. 

MBTI digunakan untuk mengidentifikasi, dari laporan diri seseorang, untuk mengenali reaksinya dengan mudah juga menjadi preferensi dasar dari orang-orang tentang persepsi dan judgmentnya. Dalam MBTI mengandung empat preferensi dasar (Index), seperti dalam teori Jung, yang langsung berhubungan dengan cara orang mempersepsikan sesuatu dan mengambil kesimpulan tentang hasil persepsi itu (judgment).

Extraversion-Intraversion (EI).
Index EI dirancang untuk merefleksikan apakah seseorang itu extravert atau introversi. Jung (dalam Myers & McCaulley, 1985) sendiri mengatakan bahwa extraversion dan intraversion ini “saling melengkapi”. Perbedaannya adalah bagaimana seseorang memelihara tegangan antara hal-hal yang individual atau hal-hal yang bersifat dunia luar yang sama-sama dibutuhkan dalam hidup orang tersebut. Seorang yang extravert  berorientasi pada dunia luar; jadi mereka cenderung untuk lebih fokus pada persepsi dan judgment mereka pada orang-orang lain dan benda-benda. Di lain pihak seorang introvert yang orientasinya terutama pada dunia dalam cenderung lebih fokus pada persepsi dan judgment tentang konsep-konsep dan ide-ide.

Sensing-Intuition (SN)
Index SN dirancang untuk merefleksikan  preferensi seseorang pada dua cara yang bertolakbelakang dalam mempersepsikan sesuatu. Tipe S lebih mengandalkan proses persepsi kenyataan, data dan kejadian yang dapat diobservasi dengan kelima indra. Sedangkan N tidak terlalu mengandalkan observasi fakta-fakta tetapi mempersepsikan sesuatu dengan menghubung-hubungkan arti dan/atau kemungkinan-kemungkinan yang melewati kesadaran yang konkrit.

Thinking-Feeling (TF)
Index TF dirancang untuk menggambarkan preferensi seseorang tentang dua cara judgment yang kontras. Seseorang dapat tergantung pada pemikiran (T) ketika memutuskan sesuatu berdasarkan konsekuensi logis yang tidak melibatkan perasaannya atau seseorang lain (F) yang mengandalkan nila-nilai pribadi dan sosial ketika mengambil keputusan.

Judgment-Persepsi (JP)
Index JP dirancang untuk menggambarkan proses yang dilakukan seseorang ketika berhadapan dengan dunia luar. Ada orang yang memilih menggunakan kemampuan judgmentnya (apakah itu thinking atau feeling) ketika berhadapan dengan dunia luar (J) dan ada orang yang lebih cenderung menggunakan proses persepsinya (baik S atau N) ketika berhubungan dengan dunia luar (P)

Bandingkan sekarang dengan kartu Tarot sebagai pola dasar yang dapat berhubungan dengan Psikologi Analitis. Carl Gustav Jung  yang memberikan gambaran  terutama pada Arcana Mayor, dapat digunakan secara efektif dalam terapannya. Kita, dengan bantuan terapis, melaksanakan, membaca atau menggunakan beberapa kartu untuk menceritakan sebuah cerita dan kemudian mendiskusikan kemungkinan arti dari simbol-simbol dalam kata-kata sendiri. Kita kemudian menghubungkan arti simbolis  dalam masalah kita dengan banyak cara yang sama seperti dalam analisis-analisis  Jung.

Proses tebaran bisa dijelaskan dengan menggunakan model Kemungkinan dan Kekacauan/acak.  Dimana setiap kartu-kartu yang disebarkan memberikan kesempatan bagi kita menggerakkan stimulasi pikiran bawah sadar  dan menuntun kita untuk menggunakan perubahan-perubahan yang diinginkan.  Memang terkesan pola yang acak, spontas dan mengikuti naluri ketika mengambil kartu, memberi kesan sebagai sebuah permainan yang berlangsung melalui proses pilihan, stategi, peristiwa acak, penemuan dan  insprasi. Tetapi sesungguhnya cara yang konvensional  ini memberi peluang yang efektif sebagai alat belajar dan bila hal ini dikorelasikan dengan ‘permainan’ yang  digunakan dalam berbagai alat penilaian, seperti Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) yang mengukur IQ dengan memanfaatkan teka-teki dan Tematik Apperception Test (TAT) yang menggunakan foto ambigu untuk merangsang bercerita proyektif , akan sangat mirip kesamaannya.

Ketika  dapat  digunakan sebagai alat psikologis untuk melihat ke dalam ketidak-sadaran. Dan ketika Tarot sangat dihormati Rorschach dan tes Apersepsi Tematik (Schueler & Schueler, 1994). Maka Tarot mampu  menggambarkan sebagai  "sistem yang bisa  diterima oleh banyak sumber terhormat seperti  Carl G Jung, yang melihat sebagai  pola kesempurnaan dengan pola dari ketidak-sadaran kolektif"

Carl Gustav Gustav  melihat semua gambar Tarot sebagai "turun dari pola transformasi". Pola ini meliputi beberapa pola utama yang dihadapi selama proses pematangan psikologis yang ada dalam pikiran dan tubuh manusia , termasuk bayangan, anima dan rasa permusuhan, orang tua yang bijak dll. Didalam Tarot juga berisi simbol yang mewakili pola penting lainnya dari proses transformatif seperti pola Ibu (Ratu.III), Ayah (Raja.IV), Kebijaksanaan (Ahli Tafsir Agama.V), Pengorbanan (Laki-laki tergantung.XII), Keseimbangan (Kesederhanaan.XIV), dll. Dalam psikologi analitis Jung, pola ini terdiri dari komponen dinamik utama ketidak-sadaran yang mempengaruhi jiwa manusia dengan berbagai cara.

Dengan demikian ini adalah sebuah sistem yang saling berhubungan , dinamis, komplek dan pola sistem kehidupan (biasanya disebut sebagai sistem yang mengatur dirinya sendiri ) dan ini merupakan tatanan struktur Disipatif yang oleh  I.Prigogine pemenang Hadiah Nobel Kimia 1977 mendefinisikan sebagai struktur yang mengambil dan menghilangkan ‘energi ‘ seperti kita berinteraksi dengan lingkungan dan alam. Sebuah sistem disipatif, tidak harus  menghemat energi, tetapi  menimbulkan proses tersendiri  seperti pertumbuhan organisme berpengaruh terhadap pola dan sistim lingkungan. (Nicolis & Prigogine, 1989).

Kita (manusia) adalah sistem yang selalu menunjukkan ketidak-seimbangan hidup dan  sistem disipatif adalah mereka yang mampu mempertahankan identitas diri kita, hanya karena kita mau terbuka untuk  menerima aliran energi, materi atau informasi dari lingkungan kita sendiri.  Dan tidak hanya tubuh kita yang memiliki sistem disipatif, tapi jiwa kita juga. Ego, yang  ditunjuk oleh Jung sebagai ego kompleks, karena berbagai komponen dan proses  terbentuk dengan sendirinya,  ia juga mengajarkan bahwa ego merupakan hal kompleks yang ada di dalam jiwa. "Jiwa adalah sebuah sistem yang mengatur diri sendiri yang menjaga keseimbangannya sama seperti tubuh ini" (Jung, 1954/1985). Dan menunjuk jiwa menjadi sistem yang mengatur diri sendiri, (Jung - 1968), dipertegas juga bahwa "Mimpi adalah reaksi alami dari sistem psikis mengatur diri sendiri". Dengan asumsi jiwa menjadi sistem dinamik yang kompleks, serta sistem disipatif, kita bisa melihat melalui lensa pengetahuan modern.

Dengan demikian Jung  menganggap bahwa psike manusia memiliki lapisan-lapisan, dan proses mengintegrasikan lapisan-lapisan tersebut dilakukan melalui perluasan tingkat kesadaran dan Jung menyebutnya sebagai layers of psyche function karena adanya energi pada setiap lapisan. Energi-energi tersebut mengekespresikan dirinya dalam sebuah mode karakteristik  dari berfungsinya kepribadian. Maka Jung mengidentifikasikan lapisan-lapisan dari fungsi ini dalam tipologi Tarot seperti yang dijelaskan diatas melalui alat test MBTI yaitu:


                                            Tipologi Jung dan Kategorisasi dalam Tarot 

Teori Jung mengajarkan bahwa mimpi adalah sebuah gambar yang harus dipahami secara simbolis dan pola dasar insting yang mendorong untuk terbukanya simbol, interpetasi inilah yang membedakan dengan tanda atau sinyal.

Sebuah pemahaman tentang simbol  yang benar sesungguhnya tidak pernah dapat sepenuhnya dijelaskan secara detail, tetapi sebuah tanda dapat sepenuhnya dijelaskan sejauh ego sadar yang bersangkutan telah berfungsi. Simbol sendiri adalah sebuah pola dasar, dan kita menyajikannya secara lisan dalam bentuk tanda.  Sehingga kita dapat mengatakan, bahwa pada akhirnya intrepetasi yang kita katakan adalah sebuah pawenjatahanan simbol tipikal.

Kemudian Jung juga menyatakan bahwa "Dalam mimpi kita, kita hanya sebagai bersegi banyak seperti dalam kehidupan sehari-hari kita, dan hanya karena Anda tidak bisa membentuk sebuah teori tentang aspek-aspek banyak kepribadian sadar, maka anda tidak dapat membuat teori umum dari mimpi". Lalu ia juga menunjukkan bahwa sementara simbolisme mimpi pribadi bervariasi dengan pemimpi, impian simbolisme universal adalah memungkinkan untuk ditafsirkan. "Pada tingkat kolektif mimpi, praktis tidak ada perbedaan dalam diri manusia, sementara ada perbedaan pada semua tingkat pribadi". Ketika menganalisa mimpi, Jung menunjukkan bahwa kita; "menolak semua pendapat yang terbentuk sebelumnya, namun tahu bahwa mereka membuat kita merasa, dan mencoba untuk menemukan hal-hal yang berani  bagi klien". Maka kita harus mempertimbangkan karakteristik  kepribadian, agama, dan keyakinan moral setiap kali kita membahas simbolisme mimpi.

Seorang psikolog Nichols Amerika mengatakan bahwa "Gambar-gambar pada kartu Tarot menceritakan kisah simbolik seperti impian kita, ia datang kepada kita dari tingkat yang di luar jangkauan kesadaran dan jauh dari pemahaman intelektual kita". Menurut pandangan ini, kartu Tarot dapat diinterpretasikan dalam cara yang sama dengan analisis mimpi Jung.

Maka dengan  pola-pola kemungkinan pada setiap permainan Tarot akan sangat memungkinkan  mendorong intusisi kita mengejar impian-impian yang tertanam dalam bawah sadar dan merefleksikan dengan cara-cara pengambilan yang acak. Mari kita mencoba dan melakukan kajian spesifik dengan menggunakan karakteristik MBTI, dan dinamika kepribadian dengan Tarot Psikologi untuk menemukan resolusi pada tiap permasalahan sesuai dengan tipe kepribadian. Selamat Mencoba ....


Hisyam A Fachri
Consultant and Therapist Mind Hypnosis in Psychological
Pencipta kartu Tarot Nusantara

Sabtu, 05 Maret 2011

Tarot Major Arcana White Rider

(0 ) The Fool
Matahari dibelakang the fool mensugestikan suatu spirit divinasi yang memenuhi semua ciptaan dengan hidup. The fool melangkah ke jurang : jiwanya berbicara mengenai sebuah tubuh baru dan waktu kehidupan. Divine Child yang dikirim dari atas untuk membawa pembangkitan spiritual pada humanitas. The fool adalah suatu pemberian kehidupan yang universal, sesuatu yang sering disebut sebagai superconsciousness, suatu realita tak berubah yang mengekspresikan dirinya melalui perubahan terus menerus. The fool, memiliki sejumlah kemiripan dengan joker dalam kartu remi.




(I) The Magician
Gerak tangan The Magician mengomunikasikan aksioma hermetik kuno, “Seperti halnya atas, begitu pula bawah; seperti halnya bawah, begitu pula atas”. Setiap personalitas manusia atau ego,adalah roda,medium, atau chanel (kanal) yang menembus menuju satu spirit divinitas yang manives dalam diri sendiri. The magician juga adalah kemawasan suatu bagian yang memiliki intensi dan atensi pelayanan dalam membawa hasrat anda menjadi suatu bentuk. Empat alat di atas meja menyimbolkan empat-lipatan proses kreasi: inspirasi (wands), imajinasi (cups), diskriminasi (sword) dan manifestasi (pentakel).


(II) The High Priestess
Pendeta Perempuan merepresentasikan netralitas komplet seperti ditampakkan Sang Pendeta perempuan yang duduk diantara pilar polaritas positif dan negatif. Gulungan yang ada di pangkuannya mensugestikan bahwa dia membawa sebuah catatan mengenai semua yang terjadi antara anda dan ras manusia. Resepitivitas dari the Priestess adalah personal subconscious anda dan collective unconscious yang digulung menjadi satu.

Kamis, 24 Februari 2011

Bargaining Position dalam Dunia Tarot

Dalam hal dunia bisnis,posisi tawar menawar dalam sebuah negosiasi bisnis atau menempatkan pribadi kita sebagai aset yg punya kekuatan setara dalam dunia bisnis adalah sebuah keniscayaan yang dikejar oleh para individu di dalam dunia bisnis maupun dalam peran hidup manusia.

Sama halnya dalam sebuah dunia Tarot bahwa bargaining position seorang tarot reader menentukan hidup mati dia dalam kehidupan ekonomi dia jika dia seorang tarot reader profesional,posisi tawar menawar atau bargaining position bukan mengakar pada jenis kartu yg dia pegang namun lebih mengakar kepada pribadi pemegang kartu tarot.

Persoalan muncul,bagaimana cara membangun sebuah bargaining position dalam dunia tarot?

Secara umum,sebagai sebuah analogi bahwa semua orang bisa belajar dan membaca sebuah kartu tarot jenis apapun lepas dia punya bakat atau tidak,karena ini hanya soal anda teliti dan giat belajar.dari titik ini bisa kita pelajari bahwa setiap orang bisa baca kartu tarot dan punya style sendiri dalam baca tarot,ada tarot reader punya gaya A maupun F,gak ada yg perlu dirisaukan jika anda punya style sendiri ,tak harus anda mengekor orang lain.

Tarot adalah dunia yg dinamis dan tak ada ikatan ketat yg kudu menentukan bahwa anda kudu standard model ini dan sebagainya dalam sesi baca.

Dari sesi baca anda bisa mulai membangun sebuah citra diri dalam proses tawar menawar dengan market,gaya own style kita akan menentukan arah pasar kita kemana sebagai contoh jika gaya baca kita cenderung diam dan mengalir kata kita dan tidak menghakimi seseorang maka orang akan nyaman dengan posisi kita dan orang akan cenderung balik ke kita walau di luar sana ada ratusan orang dengan profesi yg sama.

Pembentukan pribadi yg calm dan tidak menghakimi adalah sebuah nilai jual yg bisa kita ambil as selling poin dalam tawar menawar posisi ,dan orang di luar sana punya tendensi berkeluh kesah,melepaskan beban hati dan merasa bebas ngobrol dengan kita jika pribadi kita calm dan satu hal lagi open minded whatever orang mau ngobrol apa.

Jika sukses di stage ini maka secara otomatis seorang tarot reader sudah punya market pasar tersendiri,orang dengan mudah terkesan dan akan selalu konek dengan kita,terkesan dengan pribadi kita.dus posisi tawar menawar kita dalam sebuah proses nego akan menguat juga.

Orang akan nyaman dan mengiyakan posisi tawar kita berdasar sebuah pondasi pribadi diatas bukan berdasar sebuah acuan berapa banyak jenis kartu tarot yg kita punya atau angkernya plus kuatnya energi kartu tarot..most important think is a man behind the gun...bahwa kita menjual sebuah produk jasa berdasar daya pribadi kita,hal ini more secure daripada kita jual image jasa tarot atas image kartu tarot yg kita pegang.

wajar Kadang kita merasa stag karena market tarot kita jalan di tempat tanpa ada perubahan karena kita cuma menjual sebuah produk kartu tarot dan bukan menjual sebuah produk berdasar pribadi utuh kita.

Orang akan menganggap kita cuman angin lalu,orang datang untuk curhat dan kemudian melupakan kita karena kita cuma menjual produk atas dasar daya cerita tebaran tarot dan bukan menjual nilai lebih diri kita,karena bagaimanapun tarot hanya kartu semua tergantung sang operator..diri kita

Dari sini kita membangun sebuah kontruksi dan membuat road mapping pribadi kita bahwa kita adalah sebuah aset seharga gading gajah lebih berharga dari sebuah nilai kartu tarot..kita jual kemampuan pribadi kita bukan jual apa jenis kartu tarot yg kita pegang.

frenchleghorn@gmail.com
Mbah Darmo

Senin, 21 Februari 2011

Pandowo Limo Mukso

~kawruhono, dununge urip puniki
lamun mbendjang yen wus palastro
kasedan djati ngendi parane,
umpama'no peksi mabur mengsah saking kurungan
djiwo ninggalke rogo, bali marang Ywang Agung,
umpama'no wong lungo sondjo, ndjang sinandjang
wong lungo sondjo wajibe mulih
mulih neng ngisor sembodja...~

ketika usai sudah bharatayudha,
senyap pula ajang kurusetra,
ke arah manakah jwa-jiwa hYang tenang...
berangkatlah sang Pandawa Lima
seiring sejalan melanjutkan perjalanan sang Jagad alit
mendaki menapaki gunung-an kamokhsan - kasampurnan...

gunungan I
langkah naKuLa - Sadewa terhenti,
sang putra kembar Bhatara Yama
Na-KuLo... terbebani ke-aku an nya,
daya intelektual, tutur kata tata bahasa kesusastraan, ketrampilan ragawi memainkan pedang
Sa-Dewa... terbebani daya pikir nya,
merasa manusia pilhan para dewa, menguasai jagad pengetahuan...

gunungan II
sang Permadi, ya Arjuna ya Raden Janoko
sang putra Bathara Indra
menyusul menghentikan langkah pendakian,
terbebani ke-aku an nya...
keelokan paras ragawi, kesaktian kadigdayan,
sang pemuja ekspresi cinta kasih ragawi...

gunungan III
sang perkasa Bima putra Pandu, ya Haryo Werkudoro
sang putra Bathara Bhayu
pun menyusul... terhenti langkah pendakian nya
terbebani... ke-aku an nya
merasa "berhasil" menyatu bersama sang Dewa Ruci
merasa menemukan keabadian hYang sedjati
sebuah kemelekatan ego-spirituaL...

tinggaLLah dalam kesendirian
dialah sang putra Bathara Dharma
sang ksatria sedjati cahyaning para Pandawa
ialah Prabu Puntodewo, ya Yudhistira,
ya Raden Samiadji, ya Dharmoputro
bersama seekor anjing putih mulus yg menemani,
dalam langkah perlahan setapak demi setapak
tekun setia penuh kesabaran,
sampailah hingga puncak pendakian,
terbukalah pintu gerbang kahyangan jagad para Dewata;

Bthara Nurrada: "silahkan masuk anak prabu Puntadewa, tapi biarlah anjing itu tinggal di pintu gerbang ini, dan engkau masuk lah sendiri..."
Puntadewa: "bukankah sudah menjadi kehendak para dewata, siapapun yg menyelesaikan langkah hingga disini, dialah yg berhak memasuki jagad kahyangan para dewata..."
Bthara Nurrada: "sungguh mulia kebijaksanaanmu anak prabu, jadilah apa yg menjadi sabda-mu".
maka. berubahlah wujud lah anjing putih mulus tadi menjadi sang Bthara Darma... ialah yg mendampingi langkah sang Yudhistira... darma bhakti dlm kesabaran-kesetiaan-ketekunan... tiada daya kesaktian kadigdayan, dialah sang Raden Samiadji... pemegang amanah jamus kaLimaSada sebagai satu-satunya pusaka perjalanan hidup nya di Marcapada - jagad gelaran alam manusia.


masuklah sang Raden Samiadji ke dalam SwargaLoka... tempat  serba "kenikmatan' para dewata, tampak di dalamnya... para bala-Kurawa, sang Resi Dorna. patih Sengkuni, sang durjana Duryudana, Dursasana dan seluruh keluarga kurawa berada dalam "kenikmatan" alam dewata SwargaLoka.
Bthara Nurrada: "anak prabu Puntadewa, apa yang engkau lihat ini... bagaimana menurutmu...?".
Puntadewa: "eyang Nurrada, daya pikir ku sungguh terbatas, apa yang bisa kutuntut dari apa yg telah menjadi keputusan para dewata... mereka juga para saudara ku, mereka berbuat sesuai apa yg mereka sadari sebagai kebenaran, mereka juga para ksatriya yg membela kebenaran bangsa negara nya menurut kesadaran nya".

Raden Samiadji diiringi para dewata, melanjutkan perjalanan... diperlihatkan padanya "alam kesengsaraan" jagad kahyangan... tampak terlihat oleh prabu Puntadewa...ke-empat saudara kandungnya Bima-Arjuna-Nakula-Sadewa... terbelenggu rantai, terpasung dalam "alam kesengsaraan".
Bthara Nurrada: "anak angger prabu Puntadewa, seperti yang engkau lihat, bagaimana menurut mu ?".
Puntadewa: "eyang Nurrada, setiap dharma kesadaran ragawi akan ngundhuh wohing panggawe, bukankah ini sudah menjadi ketetapan keadilan sang hyang Widhi yg berlaku pula bagi saudara-saudara yang kukasihi".

Bthara Ismaya: " anak prabu Puntadewa... demikianlah kebijaksanaan - kesabaran - kesetiaan mu dlm pakerti Tamburo Maninten, lelaku dharma bakti mu memegang teguh amanah pusaka Jamus Kalimasada telah membabarkan-menggelar Samar - SamaR nya Janji-KU, keSABARan dharma bhaki mu telah mewujudkan-mengejawantahkan Samar Samar nya ADAnya AKU... inilah Esem -SENYUM KU hYang Sedjati".

lalu bagaimanakah kelanjutan perjalanan sang Prabu Puntadewa bersama ke-empat adiknya ? dan bagaimanakah yg terjadi sebenarnya kepada para kurawa ?..... semua ditentukan Gentur Tapabrata dalam LeLaku Dharma Bhakti setiap wujud pribadi Manusia, sebagai wadag- wadah fisik pengejawantahan segala pakerti para dewata;

- masih adakah kemelekatan kebanggaan daya pikir dan ketramplan ragawi ?
- masih adakah kemelekatan kebanggaan keelokan kesaktian kadigdayan ragawi ?
- masih adakah kemelekatan kebanggan ego spiritual merasa paling benar sedjati ?
- masih adakah kesadaran utk menuntaskan Dharma Bhakti dalam keSABARan  keSETiAan keTEKUNan ?

hidup     TANPA    kasih  =   MAUT
kasih TANPA perbuatan =   MATi


saLam sedjatining sedjati,
sungkem wiludjeng ._/\_.
================ 
(Lereng Lawu, Februari-2011).

NB: sosok "lelaki" dalam lakon ini, bukanlah yang sebenarnya... kedemikianan alam kasunyatan-kelanggengan tidaklah mengenal perbedaan "gender"  Laki-Laki / Wanita. jika masih terdapat ganjalan / kesulitan pengertian dalam membaca terkait "gender".... silahkan tambahkan saja "Nyonya Yudhistira, Nyonya Bima, Nyonya Arjuna...dst. :))

Senin, 31 Januari 2011

Kode Etik

Bila tarot mengenal empat warna mewakili empat elemen yang menjadi wujud manusia, dalam buku tulisan DR Harun Hadiwijono menguraikan lebih jauh tentang upaya yang diemban falsafah Jawa untuk pengenalan jati diri, sebagai insan kamil. Dalam bukunya beliau menggambarkan anasir bumi yang berwarna ungu/hitam mewakili lauwamah yang mewujud dalam daging dan kulit. Amarah yang mengandung anasir api berwarna merah mewujud dalam darah. Sedangkan Sufiah yang beranasir air menjadi tulang sumsum. Mutmainah memiliki anasir angin, warnanya putih terdapat pada nafas. Demikian, konsep manusia dalam kebudayaan Jawa yang lebih dikenal dalam paham “sadulur papat kalima pancer“. Sementara dalam filsafat Hindu Bali keberadaan manusia tertuang pada panca mahabuta, menguraikan pretiwi adalah elemen yang mempunyai unsur padat berupa kulit, daging, tulang. Apah yang berunsur cair terwujud pada darah, enzym, getah bening, kadar air dll. Teja yang berunsur sinar, menghantarkan panas. Bayu yang berunsur tenaga, energi, dan napas. Terakhir akasa adalah kandungan unsur kesemestaan.
Dari konsep murni kebudayaan Nusantara yang luhung, penulis menyusun Kode Etik di bawah ini sebagai panduan para pejalan spiritual yang memanfaatkan Tarot Wayang dalam usaha menemukan jati diri.
  1. Aku berjanji pada diriku selalu bersikap seorang profesional dan selalu siap mengulurkan tangan ke pada setiap mereka yang membutuhkan, dengan memperlakukan setiap orang secara hormat dan kerendahan hati serta memperhatikan dan menghargai kartuku sebaik-baiknya.
  2. Sebagaimana air mengalir ke samudera luas aku persembahkan cinta tanpa syarat, dengan mengirimkan energi cinta kasih bagi segenap penghuni alam semesta yang tak tertangkap indrawi: “Semoga semua mahluk hidup berbahagia”. Aku tidak akan membiarkan kehidupan pribadiku mencampur aduk hubungan emosionalku demi kepentingan pribadi dengan kepentingan-kepentingan klienku.
  3. Ketika kuhirup udara aku pun menyadari sesadar-sadarnya bahwa aku adalah bagian dari Kecerdasan Kosmis yang mengajariku kebijaksanaan melalui kekuatan alam semesta. Dengan alasan itu aku tidak harus menjadi jumawa bersikokoh dengan pikiran dan pendapatku terhadap klienku. Karena aku bukanlah Kecerdasan Kosmis itu.
  4. Karena aku hidup di muka bumi, aku menghargai seni wacana tarot senilai harga uang. Namun demikian aku tak akan menolak atau menghindari untuk memberikan pelayanan bagi para klienku yang tak mampu menukar jasa dengan nilai uang. Seni wacana tarot yang kusampaikan selalu mencerminkan kelayakan yang berkualitas untuk dihargai dengan nilai uang, sekalipun tidak menerima jumlah nilai uang tersebut.
  5. Aku menyadari sesadar-sadarnya bahwa sebagai ciptaanNya aku tak bisa apa-apa. Aku tak memiliki kekuatan apapun dan kemampuan apapun tanpa pertolongan Yang Maha Hidup. Aku hanya alatNya yang diberi kepercayaan olehNya untuk menyampaikan pesanNya sebagai rambu-rambu bagi yang bingun. Mendorong keberanian dan semangat berjuang bagi yang tiba-tiba putus asa, dan mengantarkan kesembuhan bagi mereka yang sakit baik mentalnya mau pun fisiknya melalui Anugerah-Nya.

    Hanya Dia Kebenaran itu.

    by Ani Sekarningsih, CTGM,

Sejarah Tarot


Tak seorang pun yang tahu secara pasti di mana dan kapan awal tarot ditemukan. Konon Tarot pada awalnya didisain di lembaran daun emas yang tersimpan rapi serta menjadi bahan penelitian di masa khilafah Iskandariyah. Namun belum sempat tuntas penelitian tersebut, perpustakaan kuno yang terkenal akbar itu keburu dibumihanguskan. Walau begitu menurut catatan-catatan sejarah yang tersebar luas, umur Tarot diperkirakan sudah lahir semenjak sebelum Nabi Musa, dan baru pada abad ke-XIV kartu Tarot mulai dikenal di benua Eropah. Berkat jasa para naib atau kyai Mesir yang memperkenalkannya dalam rangka menguji karomah para santri pada abad kejayaan Islam di Spanyol.
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, sepintas telah disinggung, bahwa tarot dinyatakan masuk Spanyol pada permulaan abad ke-13. Dikenal dengan istilah naypes atau naib.yang artinya dalam bahasa Arab adalah “wakil.”
buku_the_sufis.jpgIdris Shah dalam bukunya The Sufis mengatakan bahwa bahan-bahan asli tarot yang digunakan dalam helai-helai kartu tarot tersebut merupakan hasil penemuan yang sampai hari ini masih ada. “Wakil” di sini dimaksudkan merupakan representasi ajaran para penghayat sufi yang menguraikan adanya pengaruh alam kosmik kepada kemanusiaan. Dan menurut tulisan E.S. Taylor dalam bukunya The History of Playing Cards (1865) memperkuat teori bahwa Tarot masuk ke Eropah melalui Spanyol dan Itali pada tahun awal 1300-an Masehi oleh orang-orang Muslim Saracen.
Dari beberapa ragam referensi yang tersebar luas juga tercatat dugaan-dugaan bahwa perjalanan Tarot datang dari Cina, dan mendapatkan bentuk perkembangannya di India.
Banyak orang memperkirakan permainan kartu sesungguhnya berasal dari Cina dan Korea sejak abad 10 - 12 Sebelum Masehi, berdasarkan disain uang kertas.
Hampir dapat dipastikan perkenalan Tarot yang lebih intens karena peran para jipsi, yang meninggalkan India ke Mesir, Fez, Maroko, diikuti kemudian jejak para sufi, dan penganut kabala pada zaman N.Musa. Para jipsi tersebut kemudian hidup mengembara secara cerdas di Eropah dan Asia.
Sampai dengan saat ini dokumen asli ke-22 Arkana Utama kartu Tarot masih tersimpan di musium di Kota Fez, Maroko.
Pada tahun 1367 penguasa di kota Bern, Swiss pernah melarang secara resmi permainan tarot sebagai ajang perjudian. Yang kelak pada 1376 penguasa kota Firenze, ibu kota propinsi Tuscany di Italia mengikuti langkah yang dirintis penguasa kota Bern.
1392 terdokumentasi 17 helai disain tarot yang diciptakan oleh Jacquemin Gringonneur sebagai persembahan pada Raja Charles VI Perancis dan kini tersimpan di Bibliotheque Nationale di Paris. Dalam perkembangannya di kemudian hari, pada penghujung abad XV Tarot de Marseilles menjadi sangat kondang sampai dengan hari ini.
Perlu diingat di India permainan kartu tidak digunakan sebelum awal kemunculannya di daratan Eropah. Kumpulan kartu mereka berbentuk bulat terdiri dari 8 - 10 kemasan kartu yang masing-masing terdiri dari 12 helai kartu.Yang menarik di sini keempat lengan Dewi Ardhanari digambarkan memegang piala, tongkat, pedang dan cincin sebagai simbol materi atau uang. Namun khusus disain Dewi Ardhanari sama sekali tak pernah diperkenalkan atau digambar secara sembarang pada kartu.
Tarot kemudian semakin berjaya di utara Itali pada awal abad 15. Berkat jasa penciptaan keluarga bangsawan Visconti-Sforza pada 1432-1440. Yang mencipta desain kartu tarot sesuai dengan cita rasa kesenian yang berkembang saat itu, sebagai hadiah istimewa bagi pernikahan putra-putri mereka.
Pada akhir abad XVIII tatkala terjadi Revolusi Perancis. Seni membaca tarot berkembang dengan pesat karena kondisi negara yang pada saat itu serba tak pasti. Sehingga membawa keberuntungan bagi Etteilla dan Madame Lenormand yang mencipta beragam disain tarot dan kemudian menjadi bahan rujukan sampai hari ini. Sejak saat itu nama dan disain yang semula didisain bangsawan Itali mengalami perubahan besar dan disain terbaru tersebut menjadi kunci dasar perkembangan Tarot di kemudian hari.
Awal abad 20 semakian berkembang dengan perkenalan berbagai kumpulan disain tarot yang diterbitkan Inggris dan Amerika berdasarkan kebudayaan mistik Barat, Kabalah yang erat hubungannya dengan dunia astrologi. Di antaranya kartu-kartu terkemuka tersebut umum telah kita kenali kemasan Tarot Waite, Crowley, Case dan Zain. Terutama semenjak 1960 kreativitas para seniman tarot membuat loncatan besar dalam memproduksi disain-disan baru tarot di segenap penjuru dunia. Belum lagi terhitung para seniman yang menerbitkan disain tarotnya secara sangat pribadi. Satu pertanda bahwa manusia dari zaman manapun dengan beragam keyakinan tetap memerlukan jawaban yang mudah dan cepat dipahami saat tersandung masalah.

Kemurnian
Teori tentang kemurnian asal tarot sampai hari ini masih seru diperdebatkan. Namun tak ada salahnya kita catat mereka yang berjasa membuat penelitian tentang Tarot antara lain adalah Court de Gebelin (1723-1767), yang meyakini tarot berawal sebagai alat inisiasi di Mesir untuk menjadi pendeta. Keyakinan Gébelin keliru setelah Champollion berhasil menemukan cara membaca huruf Mesir Kuno (hieroglyph). Kemudian, sampai detik ini para peneliti tentang Mesir Kuno tidak pernah menemukan kata Tar dan Ro dalam bahasa Mesir Kuno seperti apa yang pernah diklaim oleh Gébelin. Tetapi, pada saat Champollion berhasil memecahkan kode kode hieroglyph itu, The Book of Toth, sebuah buku yang menjelaskan tentang mistik Mesir Kuno sudah telanjur beredar dengan luas dan dipercaya oleh masyarakat umum.
Etteila, seorang peramal di masa kejayaan Napoleon yang mendalami keeratan hubungan deskripsi angka-angka ilmu hitung menemukan adanya kemurnian hubungan erat disain tarot Thoth-Hermes. Sebagaimana dipercayai bahwa Dewa Thoth adalah konsultan dewa Osiris yang terkenal sebagai dewa kebijaksanaan yang mempunyai keahlian menulis, pengukur waktu, dan penemu angka bilangan.
Eliphas Levi (1810-1875), pada tahun 1854 mempublikasikan bukunya “Dogme et Rituel de la Haute Magie” atau yang dalam Bahasa Inggris lebih dikenal dengan “Transcendental Magic“, dikenal sebagai pendiri fondasi meramal dengan kartu Tarot. Ia menolak ide Etteila, tetapi kembali kepada pemikiran Gébelin, dengan menambahkan sistem Kaballah (mistik Ibrani Kuno) dan empat elemen alkemi pada kartu Tarot.
Papus (1865-1916), seorang ahli fisika dan filsafat ilmu gaib yang menulis buku The Tarot of the Bohemians. Papus meyakini bahwa kartu-kartu tersebut murni berasal dari Mesir. Menggambarkan sebagai alat uji dan pembayatan di bawah piramid. Tatkala kuil-kuil yang penuh misteri runtuh maka para ahli tafsir agama memutuskan bahwa kebajikan adalah sesuatu yang sangat luhung untuk dipahami orang biasa, sehingga mereka akhirnya merahasiakannya dan hanya mengajarkan kepada orang-orang yang memang sudah mencapai kemakrifatan saja. Bagi masyarakat awam cukup diberikan dasar-dasar permainan lambang yang tidak mengundang risiko besar. Adalah orang-orang jipsi yang memperkenalkan lambang-lambang itu dengan secara mudah dipahami
A.E. Waite (1857-1942), berkebangsaan Inggris ahli filsafat ilmu gaib dan salah satu anggota Golden Dawn, berpendapat ada unsur-unsur kesengajaan yang membelokkan perhatian guna menjaga kerahasiaan lambang-lambang kearifan Tarot. “Lambang-lambang luhur Tarot berbicara melalui bahasa alam semesta yang tidak dibatasi oleh bahasa manusia atau lambang-lambang dangkal. Bahasa alam semesta mudah dipahami hanya dengan kejiwaan yang sehat, jernih, dan bening sebagaimana kita mengenali huruf alfabet dan mampu menyusun kata yang membentuk arti-arti tertentu.”
Aleister Crowley (1875-1947), yang juga salah seorang anggota Golden Dawn, menganggap keaslian Tarot tidak perlu dipermasalahkan secara dramatis. Dia mngatakan bahwa masing-masing orang mempunyai peta lambang dari Yang Maha Akbar menurut proses tanjakan kejiwaannya untuk mencapai dimensi lebih tinggi. Dan untuk memahami setiap lambang kartu, seseorang dianjurkan untuk menetapkan temuan kearifan kartu-kartunya berdasar waktu dan perkembangan kepribadian masing-masing orang.
Paul Foster Case (1884-1954), seorang perintis yang sukses memgembangkan kursus tarot melalui surat-menyurat, menganggap bahwa tarot dicipta orang pada abad XI Masehi di Fez, Maroko sejak hancurnya perpusatakaan akbar di Iskandariah. Maksudnya untuk tetap memelihara kebijaksanaan di planet bumi ini agar tidak punah.
Case membuka kursus tarot dengan menggalakkan meditasi yang berhubungan dengan tarot- astrologi, angka bilangan, warna, suara dan Pohon Kehidupan.
Banyak juga orang beranggapan bahwa Hugh de Payens, salah seorang anggota Knight of Templar turut mempunyai andil besar dalam memperkenalkan Eropah pada filsafat dan seni budaya Timur pada tahun 1188 Masehi.
C.C. Zain dalam bukunya yang kondang di India dan Mesir meyakini bahwa Tarot datang melalui Atma Bodha atau Book of Soul Knowledge. Disain Tarotnya berlatar belakang berdasar deskripsi pelambang Iamblichus, yakni seorang Neoplatonis abad ke-4 Sebelum Masehi.
P.D. Ouspensky (1878-1947) menyampaikan teori lain yang mengatakan bahwa penemu tarot sesungguhnya adalah seorang ahli filsafat dan alkemi, bernama Raymond Lully yang hidup pada abad ke-XIII dan menulis buku “Philosophical Machine“. Masih menurut Ouspensky, ia juga memperkirakan bahwa Tarot sesungguhnya merupakan rangkaian sipnosis dari ilmu hermetik. Yakni tak lain adalah suatu sistem yang mempelajari hubungan kejiwaan manusia dengan alam gaib dan dunia yang nyata.
Ani Sekarningsih, CTGM (1940-….), yang merintis perkenalan tarot di Indonesia lebih tembus pandang, mengatakan: “Masa depan selalu merupakan permainan teka-teki yang ingin dijembatani siapapun. Tetapi dalam mengungkap rahasia hidup, ternyata akal tak selalu mampu menembusnya.
Pola pendidikan selama ini hanya menitik beratkan pada penggunaan akal hanya buat berpikir rasional. Tidak terbetik dalam pemikiran kelompok para pendidik untuk menjadwalkan suatu kurikulum yang meluangkan pentingnya latihan intensitas mengasah kejiwaan.”
Adalah Freud dan Gustav Carl Jung yang telah berjasa merintis pentingnya ilmu kejiwaan itu. Yang dengan arif mereka juga mengakui bahwa Tarot adalah salah satu alat bantu yang cukup mustajab untuk mengembalikan kepercayaan diri dan menemukan potensi seseorang.
Dengan terpublikasinya bunga Rampai Wacana Tarot (2001) dan Tarot Wayang serta buku Panduan Tarot Wayang yang ditulis dalam dua bahasa, Indonesia-Inggris (2002) patut diakui Tarot di Indonesia dalam waktu singkat mengalami perkembangan pesat dan dikenal hampir di seluruh kota-kota besar di Indonesia.
Kiranya tampilnya Tarot Wayang yang mewakili budaya Indonesia patut menjadi kebanggaan Indonesia telah memperkaya disain-disain Tarot sehingga dikenal di mancanegara.


Kepustakaan:
The Tarot. Richard Cavendish
The Devil’s Picture Book. Paul Huson.
The Encylopedia of tarot. Stuart Kaplan, volume I - IV.
The Women’s Encyclopedia of Myth and Secrets.
The Tarot: The Origins, Meaning and Uses of the Cards
The Tarot of the Bohemians. Papus
Bunga Rampai Wacana Tarot. Ani Sekarningsih
Panduan Tarot Wayang. Ani Sekarningsih,CTGM

Rabu, 19 Januari 2011

Sejarah Tarot

Asal usul permainan tarot tidak jelas. Sejarahnya terletak pada misterinya itu sendiri, namun justru disitulah letak  power dari tarot. Tarot bukanlah berasal dari ideology tertentu atau produk dari kekuasaan tertentu. Tarot hadir sebagai eksistensi symbol – symbol mitologis dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia yang membentang di masa lalu dan masa depan yang tak terbatas Pada sub bab ini, kita coba melihat bahwa Tarot itu sendiri memiliki pluralitas legenda yang bertutur tentang keberadaannya.

Tarot pernah dikisahkan dibawa ke Perancis untuk menghibur Raja Charles VI (memerintah dari 1380 – 1422) yang lesu dan tertekan. Permainan tersebut juga muncul di Italia kira-kira pada waktu yang bersamaan. Pada dasrnya permainan Tarot sederhana dan melibatkan kebajikan dan keburukan teologis. Tidak ada bukti bahwa Tarot digunakan untuk meramal hingga akhir abad keenambelas. Kartu Tarot baru disebutkan sebagai alat untuk meramal dalam sebuah buku yang diterbitkan di Frankfurt pada awal abad ketujuh belas. Kartu Tarot belum digunakan sebagai kartu ramalan hingga abad kedelapan belas dan digunakan pertama kalinya oleh kaum gipsi.

Tarot juga diduga ada dalam ajaran sekte asketik yang hidup di dekat Laut Mati (Dead Sea) di Palestina kuno antara 200 BC dan 100 AD. Dugaan lain, Tarot digunakan filsuf Yunani bernama Cebes, murid dan teman Socrates, yang hidup di abad kelima sebelum masehi. Beberapa orang mengatakan bahwa Tarot bersumber dari ajaran kuno mengenai Hermes Trismegistus, penulis karya terkenal Hermetic Acts and Sciences, yang berisi tarot, astrology, numerology, alkemi, dan sacred geometry. Legenda ini juga mengatakan bahwa Hermes memberikan Tarot pada kaum Gypsy karena mereka adalah pengembara dunia.

Teori lain mengatakan hubungan Tarot dengan Thot yang berasal dari Mesir. Thot adalah dewa pembelajaran dan komunikasi yang dalam mite Mesir dikatakan mencipta Tarot dalam hieroglyphics, bahasa symbol pictorial Mesir. Pemikiran lain mengatakan Tarot berasal dari Maroko, berawal dari legenda Phoenix yang muncul dari abu. Ini adalah simbolisasi sebuah kejadian di jaman Alexandria (390 AD), saat sebuah perpustakaan terbakar dijaman itu, sekelompok pendeta yang bekerja di perpustakaan itu bekerjasama menyelamatkan manuskrip berbentuk gulungan-gulungan dan membawa ke biara. Manuskrip tetap tersembunyi hingga diterjemahkan ke dalam bahasa gambar yang universal, yaitu Tarot.

Ada pula yang berpendapat bahwa Tarot datang dari ajaran kuno aliran misteri di Chaldea, Phoenicia, dan Babylon dalam bentuk “ loose-leaf” buku bergambar. Beberapa orang lagi mengatakan bahwa Tarot berakar dari mesteri Arab (mistisisme muslim sebelum sufi) dan doktrin rahasia pertapa sufi (muslim atau mistis Islam) yang ada pada abad sepuluh dan sebelas.Teori lain mengatakan bahwa Tarot adalah invensi abad sebelas dari para Ksatria Templar di Eropa. Templar membawa “kebijaksanaan terlarang” (forbidden wisdom) dan kembali ke Eropa setelah Perang Salib. Ksatria Templar, adalah alkemis, dan di kemudian hari menjadi Rosicrucians (Fraternitas yang mengorganisasimistis religious di Jerman abad ke-15) melakukan konversi pengetahuan mereka ke dalam kartu permainan.

Semua paparan di atas member gambaran begitu banyak penjelasan mengenai Tarot sehingga sejarah tarot terletak pada misterinya itu sendiri. Yang jelas 22 arkana mayor itu adalah symbol utama dari sebuah kartu tarot. Asalnya dari 22 huruf di dalam Abjad Ibrani. Abjan Ibrani adalah yang digunakan untuk menulis Kitab Suci Yahudi dan Kristen.
Abjad Ibrani adalah: Aleph, Beth, Ghimel, … dsb.
Abjad Arab adalah: Aliph, Bha, Tha, … dsb.
Abjad Yunani adalah: A, B, C, … dsb.
Semua abjad ini berasal dari abjad penemuan Bangsa Phoenica yng menguasai lalu lintas perdagangan di Laut Tengah pada ribuan tahun sebelum Masehi. Bangsa Phoenica berhasil menemukan cara untuk menuliskan abjad dengan cara yang praktis, sehingga ditiru oleh bangsa-bangsa lain, termasuk oleh orang Ibrani, Arab, dan para bangsa Eropa.

Pada pihak lain, orang Phoenica tidak menciptakan dari nol. Mereka melakukan adaptasi dari tulisan pictograph milik orang Mesir Kuno. Tetapi, budaya Mesir tidak berhasil menciptakan tulisan yang praktis, orang Phoenica berhasil, dan kita yang termasuk menikmati manfaatnya.

Jadi, karena 22 Arkana Mayor itu melambangkan (atau menggambarkan, atau meringkaskan) ke 22 abjad Ibrani yang merupakan adaptasi dari abjad Phoenica, yang pada gilirannya merupakan adaptasi dari pictoghraph Mesir Kuno, maka sebagian orang berpendapat bahwa asal Tarot adalah dari Mesir Kuno.

Dan di sini muncul aspek mitologis tentang Nabi Musa yang membawa intisari ajaran Mesir Kuno tentang ketuhanan dan mengadaptasinya menjadi kepercayaan Ibrani terhadap JHWH (terkadang dibaca Jehovah atau Jahveh; kenapa? Karena abjad Ibrani tidak memiliki huruf hidup selain Aleph).

Mungkin pada jaman Musa (3500 tahun yang lalu?), abjad Ibrani belum terbentuk secara baku, sehingga tradisi dilanjutkan secara lisan, termasuk Taurat (5 buku pertama di dalam kitab suci Ibrani dan Kristen) yang menurut tradisi ditulis oleh Nabi Musa.

Kabalah juga sering dikaitkan dengan Tarot adalah ajaran mistik atau esoteric Ibrani yang, menurut saya, tidak asli ibrani, melainkan banyak bercampur dengan ajaran estorik dari Yunani Kuno (dengan eksponennya tokoh-tokoh semi legendaries: Pythagoras, Plato, dsb). Kabalah dikaitkan juga dengan Nabi Musa yang mungkin cuma separuh benar. Di sinilah bias terlihat bahwa tarot dan kabalah memiliki hubungan.

Tarot terdiri dari 22 arkana mayor (jalan utama), dan 56 arkana minor (jalan biasa). Total jumlahnya 78 kartu. Jalan utama adalah archetypes menurut Carl Gustav Jung, dan jalan biasa adalah keseharian (mundane activities in the everyday world).

Ada 4 unsur: api, air, tanah, dan udara; ditambah roh. Kalau kita berbicara, biasanya cuma disebutkan bahwa tarot terdiri dari 4 elemen. Sadulur papat, menurut istilah kejawen. Tetapi, kalau mau lengkap, sebenarnya ada 5; yang kelima adalah pancer (roh). Jadi: Sadulu Papat Kalima Pancer (empat unsure plus roh). Roh atau spirit ini, bias pula dipahami sebagai ego atau jiwa manusia. Sedulur papat ini adalah empat saudara manusia yang juga kerap dilambangkan dengan empat penjuru mata angin (Timur, Barat, Utara, Selatan).

Dalam Jung saya melihat kesejajaran ini dengan empat fungsi kepribadian, kognisi, emosi, intuisi, dan pengindraan. Manusia memiliki keempatnya meski cuma satu yang dominan di tataran sadar ditambah satu lagi sebagai pendukung, sementara yang dua tak aktif dan masuk dalam tataran nirsadar. Keempat hal inilah yang membentuk ego manusia.