Sebenarnya sudut pandang ilmiah yang saya bahas juga agak kabur, karena teori-teori yang saya jelaskan oleh beberapa orang dianggap sebagai pseudoscience saja. Seperti teori Masaru Emoto juga masih dianggap pseudoscience oleh sebagian ilmuwan. Terlepas dari itu, paling tidak "tuah" bisa dipahami lebih pas/cocok bagi orang modern.
TINJAUAN UMUM
Umumnya hal-hal bertuah dianggap sebagai hal-hal klenik. Klenik itu sendiri terlalu dipahami secara negatif. Hal-hal yang tidak ada dalam tradisi agama dianggap klenik. Pemikiran yang kuno dan bukan produk pemikiran modern juga dianggap klenik. Bahkan ada yang menganggap pengobatan alternatif sebagai klenik. Ada banyak asumsi tentang klenik.
Bahkan ada orang yang ekstrim dalam berpandangan, mereka menyebutkan hal-hal seperti meditasi, fengshui, yoga, qi gong, dan lain sebagainya sebagai klenik.
Kadang orang modern ambigu. Meremehkan klenik, tapijika suatu saat sakit tidak kunjung sembuh padahal sudah berobat ke banyak dokter. Lalu mulai berpikir, jangan-jangan yang dialami adalah guna-guna. Mulailah melirik klenik dan mencari solusi melalui klenik.
APA ITU KLENIK?
Secara definitif, “Klenik” dalam bahasa Jawa adalah sesuatu yang tersembunyi atau hal yang dirahasiakan untuk umum. Ada juga yang mengartikan sebagai pemahaman terhadap suatu kejadian yang dihubungkan dengan hukum sebab akibat yang berkaitan dengan kekuatan gaib (metafisik) yang tidak lain bersumber dari Dzat tertinggi (yakni Tuhan Yang Maha Suci). Jika demikian maka dalam agama manapun unsur “klenik” ini selalu ada.
Pemahaman klenik yang negatif ditambah cara penghayatan agama yang kaku dan fanatik membuat orang beragama tanpa melibatkan latihan olah spiritual seperti meditasi. Karena itu meditasi dianggap klenik. Bahasa yang lebih modern menyebutkan pengalaman akan realitas tertinggi atau pengalaman akan Tuhan sebagai mistisisme. Menariknya jikakita mengkaji literatur mistisisme, semua menunjukkan bahwa ajaran spiritual bersumber dari pengalaman mistis seperti ini.
APA ITU TUAH?
Kembali pada istilah “tuah”. Tuah diartikan sebagai sakti, keramat, berkat (pengaruh) yang mendatangkan keuntungan seperti kebahagiaan, keselamatan, dan lain sebagainya.
Benda bertuah seperti batu kristal, keris, jimat, air penyembuhan, dan lain-lain, bisa dipahami secara ilmiah. Tidak heran jika sekarang banyak industri yang memproduksi alat bantu kesehatan yang tersusun atas batu kristal, logam dan magnet. Yang secara ilmiah memiliki dampak positif bagi pemakainya. Hanya saja dalam upaya pemasarannya tidak menggunakan istilah “tuah”, tapi sebagai kalung kesehatan, sandal kesehatan, selimut kesehatan, dan lain sebagainya.
Ada juga penelitian “tuah” pada air. Dr. Masaru Emoto pada tahun 2003 meneliti pengaruh struktur molekul air pada lingkungan atau keadaan sekitar air tersebut. Air yang diberi doa juga memberikan struktur molekul yang berbeda, lebih sehat, dan lebih indah. Bahkan air yang sering mendapat emosi-emosi negatif seperti kemarahan, kebencian, juga menunjukkan struktur molekul tertentu yang tidak sehat dan nampak tidak indah. Partikel molekul air ternyata berubah-ubah tergantung perasaan manusia disekelilingnya. Jika air yang memiliki struktur molekul yang baik dan memberi dampak positif bagi manusia, misalkan air yang diberi doa, atau air yang diberkati, maka akan memberi manfaat, “tuah”.
CARA KERJA “TUAH”
Cara kerja “tuah” adalah adanya vibrasi energi. Kata kunci adalah “vibrasi”. Vibrasi energi mampu mempengaruhi molekul air, itu yang diteliti oleh Dr. Masaru Emoto. Vibrasi energi mempengaruhi pikiran bawah sadar seseorang. Itulah mengapa dalam hipnoterapi juga menggunakan alat bantu brainwave. Diatur di gelombang alfa. Maka orang akan cenderung mengikuti vibrasi alfa. Hal ini membantu orang tersebut melakukan relaksasi, hingga pada tingkat tertentu dilakukan pemrograman bawah sadar. Sugesti-sugesti positif paling efektif dilakukan pada kondisi seperti ini.
Dalam crystal healing, yang umumnya bergandengan tangan dengan chakra healing juga menggunakan vibrasi. Hanya saja bukan dalam bentuk software brainwave dalam hipnoterapi, tapi vibrator alami, yaitu batu kristal.
Chakra healing itu sendiri juga vibrasi. Vibrasi energi tertentu akan membangkitkan vibrasi energi pada pasien. Lebih tepatnya pasien mengikuti vibrasi energi dari seorang healer. Chakra-chakra tubuh mewakili tingkatan vibrasi. Saya tidak akan membahas terlalu panjang tentang chakra healing.
MENGAPA BATU KRISTAL?
Batu kristal (crystal stone) memiliki kemampuan vibrasi alami. Sifatnya mengamplify energi sekitarnya dengan output sesuai karakteristik vibrasi batu tersebut. Batu Jade misalnya cenderung menstimulasi chakra hati. Batu obsidian lebih pada chakra dasar, dan lain sebagainya. Setiap healer atau praktisi energi kadang memiliki batu kristal favoritnya masing-masing. Walaupun tanpa batu kristalpun, orang yang berlatih energi sudah bisa mengatur vibrasi energinya. Hanya saja dengan batu kristal bisa menjadi alat bantu yang memudahkan. Batu kristal sebagai alat bantu (tools) saja.
Karakteristik batu kristal yang lain adalah kemampuan merekam program. Pikiran itu sendiri juga energi, yang bisa secara sengaja memprogram batu kristal untuk kepentingan tertentu. Memprogram untuk menciptakan ketenangan, menyeimbangkan chakra, kesehatan, kecerdasan, agar memiliki emosi lebih positif, dan lain sebagainya.
Penggunaan batu kristal atau akik sebagai cincin bertuah adalah menggunakan prinsip pemrograman dan vibrasi ini. Hanya saja kadang penggunaannya lebih mengedepankan ha-hal populer. Batu bertuah untuk rejeki, untuk menolak santet, untuk pengasihan, untuk ini dan itu.
Seorang sahabat pernah berkata pada saya bahwa pengobatan selain herbal, ada yang namanya pengobatan menggunakan batu alami. Industri kesehatan modern pun juga memanfaatkan pendekatan alami ini seperti alat terapi infra red, magnet, yang juga dilengkapi batu alami tertentu seperti jade, tourmaline, dan lain sebagainya. Ada juga produk kalung kesehatan, sandal kesehatan, dan lain sebagainya. Jika diperhatikan, produk tersebut termasuk pengobatan/terapi alternatif yang menggunakan pendekatan alami.
KERIS
Alat bantu yang kuno adalah keris,yang bukan hanya bervibrasi tapi juga merupakan karya seni yang kaya dengan filosofi.
Sebuah contoh.
Keris dalam bentuk Jalak Ngore (dengan dapur Jalak Ngore). Dapur jalak ngore secara umum merupakan simbolisasi pencapaian kebahagiaan dan melepaskan dari segala permasalahan hidup ( terkait dengan nafkah). Bagi Orang Jawa, burung merupakan simbol pelipur lara, memberikan rasa senang dihati, menghilangkan rasa kejengkelan hati, sedangkan gambaran sosoknya, dimana kepakan sayapnya melambai lambai sambil mengepakkan sayap bersuara dengan keras (ngore) merupakan usaha dalam mencari pangan (nafkah) untuk memenuhi kebutuhan. Burung yang telah mendapatkan pangan kemudian pulang kembali ke sarangnya (rumah dan keluarganya).
Jalak merupakan burung peliharaan dalam masyarakat jawa yang mempunyai kepekaan tinggi terhadap lingkungannya. Dalam mencari makan, burung jalak mempunyai sifat saling menguntungkan (tidak merugikan orang lain). Di sisi lain, Jalak merupakan burung yang sangat setia terhadap pasangannya. Kata Ngore dapat berasal dari kata “Mudhar”, yang berarti mengurai. Ngore mempunyai makna aktif bergerak melepaskan dari kesulitan / keruwetan dari setiap permasalahan secara teliti dan bertahap. Hal ini Juga berorientasi pada ketekunan.
Vibrasi keris memiliki pola tertentu, diarahkan dengan doa sang empu, sang pembuat keris. Pilihan bahan yang bagus, logam yang pilihan juga menentukan vibrasi energi. Doa sang empu adalah afirmasi positif, lalu disimbolkan dalambentuk keris dengan seni dan makna filosofis tertentu. Tidaklah heran jika Keris Indonesia telah terdaftar di UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi Manusia sejak 2005.
APAKAH “TUAH” BENAR-BENAR BERMANFAAT?
Benda tuah itu memberi manfaat atau tidak tergantung pada orang yang menggunakannya. Benda bertuah hanya memberi vibrasi, namun jika vibrasi itu ditolak atau diabaikan, maka kemampuan tuah akan melemah. Kaidah ini sama dengan hipnoterapi. Jika pikiran sadar memutuskan “tidak”, maka pikiran bawah sadar tidak akan menerima stimulus secara sempurna, bahkan bisa terjadi penolakan (denial). Jika sudah mengalami penolakan, maka afirmasi positif, sugesti positif tidak akan banyak membantu.
Secara populer “tuah” ini dihubungkan dengan mahkluk-mahkluk gaib/astral. Sering orang yang mempercayai hal ini, justru merasa tuahnya berhasil. Merasa pasti manjur dan muncullah rasa percaya diri. Belief system jika sesuai dengan kehendak si pemakai, maka bawah sadar bisa menerima sehingga “tuah” lebih memungkinkan terwujud.
Prinsip pemrograman bawah sadar ini sudah umum dipelajari dalam hipnoterapi. Jika sugesti-sugesti positif tidak mempan, maka perlu dianalisa lebih lanjut. Seorang hipnoterapis akan melihat ada halangan mental (mental block) apa yang menghalangi pikiran bawah sadarnya.
Dalam tradisi Jawa, ritual menghilangkan mental block adalah ritual ruwatan. Orang yang hidupnya sial pada dasarnya karena ada belief system yang menggarisbawahi secara bawah sadar bahwa dirinya sial dan sering menerima musibah. Mengubah mindset memang tidak semudah itu –terutama jika sudah tertanam dalam bawah sadar. Perlu didukung belief system yang baru. Nah itulah yang dilakukan dalam tradisi ruwatan. Belief system lama di rekonstruksi ulang dan diubah menjadi belief system baru yang tentu saja lebih positif.
Setelah mental blok dihilangkan maka pikiran bawah sadar akan lebih responsif pada vibrasi energi dan dengan sendirinya kemampuan sugesti diri juga akan jauh lebih mudah.
-Victor Alexander Liem-