Mungkin bagi teman-teman Fullmoon terutama yang hidup di tanah jawa dari kecil atau tiggal di tanah jawa, pasti tidak asing atau sering melihat orang-orang jualan bunga di pasar tradisonal-tradisonal, bahkan di tempat/daerah tertentu ada pasar yang memang kusus utuk jual bunga, yang di maksud bunga ini bukan bunga untuk hiasan yang masih ada tangkainya loh teman-teman, melainkan bunga yang kadang dipakai untuk ziarah kubur, upacara-upacara perkawinan atau bahkan ada beberapa aliran tertentu yang menggunakan sebaga media/sarat ritual. atau mungkin teman-teman yang punya pengalaman datang ke dukun minta sesuatu mungkin terus sang dukun minta di bawakan bunga, nah pasti tau kan jenis bunga apa aja ?
Karena masyarakat kebanyakan hanya tau fungsi bunga itu untuk ziarah kubur ( nyekar kalo orang jawa bilang ) , selalu ada hubungan dengan dukun, tanpa tahu makna sebenarnya simbol-simbol dari bunga tersebut,bahkan banyak sekali yang mengira kalau bunga itu untuk sesaji ( sajen kalo orang jawa bilang ) makanan JIN/Setan/demit, atau cuma penghias upacara adat biar wangi. Pasti kalian juga mengira demikan bukan ?? Eh tunggu dulu ternyata bunga tersebut memiliki banyak sekali makna dan arti loh teman-teman, Nah sekarang kita akan membahas makna sebenarnya dari bunga-bunga tersebut satu persatu
- Bunga Kanthil, Michelia alba( kanthi laku, tansah kumanthil )
|
Kantil Kuning |
Bunga kantil mempunyai beberapa nama daerah seperti: kantil (Jawa), cempaka bodas (Sunda), campaka (Madura), jeumpa gadeng (Aceh), campaka putieh (Minangkabau), sampaka mopusi (Mongondow), bunga eja kebo (Makasar), bunga eja mapute (Bugis), capaka bobudo (Ternate), capaka bobulo (Tidore)
Simbol dari bunga ini adalah pepeling bahwa untuk meraih ngelmu iku kalakone kanthi laku. Lekase kalawan kas, tegese kas iku nyantosani (Serat Wedhatama). Intinya, untuk meraih ilmu spiritual serta meraih kesuksesan lahir dan batin, setiap orang tidak cukup hanya dengan memohon-mohon doa. Kesadaran spiritual tak akan bisa dialami secara lahir dan batin tanpa adanya penghayatan akan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari (lakutama atau perilaku yang utama).
Bunga kanthil berarti pula, adanya tali rasa, atau tansah kumanthil-kanthil, yang bermakna pula kasih sayang yang mendalam tiada terputus. Yakni cirahan kasih sayang kepada seluruh makhluk, kepada kedua orang tuanya dan para leluhurnya. Bukankah hidup ini pada dasarnya untuk saling memberi dan menerima kasih sayang kepada dan dari seluruh makhluk. Jika semua umat manusia bisa melakukan hal demikian tanpa terkotak-kotak ragam “kulit” agama, niscaya bumi ini akan damai, tenteram, dan sejahtera lahir dan batinnya. Tak ada lagi pertumpahan darah dan ribuan nyawa melayang gara-gara masing-masing umat manusia (yang sesungguhnya maha lemah) tetapi merasa dirinya disuruh tuhan yang Maha Kuasa. Tak ada lagi manusia yang mengklaim diri menjadi utusanNya untuk membela tuhan Yang Maha Kuasa. Yaah, mudah-mudahan untuk ke depan tuhan tak usah mengutus-utus manusia membela diriNya. Kalau memang kita percaya kemutlakan kekuasaan Tuhan, biarkan tuhan sendiri yang membela diriNya, biarkan tuhan yang menegakkan jalanNya untuk manusia, pasti bisa walau tanpa adanya peran manusia! Toh tuhan maha kuasa, pasti akan lebih aman, tenteram, damai. Tidak seperti halnya manusia yang suka pertumpahan darah ! Seumpama membersihkan lantai dengan menggunakan lap yang kotor.
Untuk bunga kantil ini sendiri ada dua macam yaitu putih dan kuning, dan ini juga merupakan simbol untuk lelaki dan perempuan.
- Bunga Melati, Jasminum sambac( rasa melad saka njero ati. )
|
Melati |
Di Indonesia nama melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah Nusantara. Nama-nama daerah untuk melati adalah Menuh (Bali), Meulu atau Riwat (Aceh), Menyuru (Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru (Menado), Mundu (Bima dan Sumbawa) dan Manyora (Timor), Melati Salam (UMI), Malete (Madura) serta Beruq-beruq(Mandar).
Makna simbolik dari melati ini adalah dalam berucap dan berbicara hendaknya kita selalu mengandung ketulusan dari hati nurani yang paling dalam. Lahir dan batin haruslah selalu sama, kompak, tidak munafik. Menjalani segala sesuatu tidak asal bunyi, tidak asal-asalan. Kembang melati, atau mlathi, bermakna filosofis bahwa setiap orang melakukan segala kebaikan hendaklah melibatkan hati (sembah kalbu), jangan hanya dilakukan secara gerak ragawi saja.
Selain itu bunga melati menjadi lambang kesucian dan sederhana, karena itulah bunga melati jadi sering dipakai untuk alat pelengkap berbagai tradisi yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia seperti dalam upacara perkawinan.
- Kembang Kenanga, Cananga odorata
( Keneng-a! )
Keneng-a! Keneng Atau gapailah..! segala keluhuran yang telah dicapai oleh para pendahulu. Berarti generasi penerus seyogyanya mencontoh perilaku yang baik dan prestasi tinggi yang berhasil dicapai para leluhur semasa hidupnya. Kenanga, kenang-en ing angga. Bermakna filosofis agar supaya anak turun selalu mengenang, semua “pusaka” warisan leluhur berupa benda-benda seni, tradisi, kesenian, kebudayaan, filsafat, dan ilmu spiritual yang banyak mengandung nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom).
- Bunga Mawar, Rosa Sp.
( Mawi-Arsa )
Dengan kehendak atau niat. Menghayati nilai-nilai luhur hendaknya dengan niat. Mawar, atau awar-awar ben tawar. Buatlah hati menjadi “tawar” alias tulus. Jadi niat tersebut harus berdasarkan ketulusan, menjalani segala sesuatu tanpa pamrih (tapa ngrame) sekalipun pamrih mengharap-harap pahala. Pahala tetap saja “upah” yang diharapkan datang dari tuhan apabila seseorang melakukan suatu perbuatan baik. Pamrih pahala ini tetap saja pamrih, berarti belum mencapai ketulusan yang tiada batas atau keadaan rasa tulus pada titik nihil, yakni duwe rasa, ora duwe rasa duwe (punya rasa tidak punya rasa punya) sebagaimana ketulusan tuhan/kekuatan alam semesta dalam melimpahkan anugrah kepada seluruh makhluk. Pastilah tanpa pamrih.
a. Mawar Merah
Mawar melambangkan proses terjadinya atau lahirnya diri kita ke dunia fana. Yakni
lambang dumadine jalma menungsa melalui langkah Triwikrama. Mawar merah
melambangkan ibu. Ibu adalah tempat per-empu-an di dalam mana jiwa-raga kita
diukir. Dalam bancakan weton dilambangkan juga berupa bubur merah (bubur manis
gula jawa).
b. Mawar Putih
Mawar putih adalah perlambang dari bapa yang meretas roh kita menjadi ada. Dalam
lingkup makrokosmos, Bapanya adalah Bapa langit, Ibunya adalah Ibu Bumi
Bapanya jiwa bangsa Indonesia, Ibunya adalah nusantara Ibu Pertiwi. Keduanya
mencetak “pancer” atau guru sejati kita. Maka, pancer kita adalah pancerku kang ana
sa ngisore langit, lan pancerku kang ana sa nduwure bumi. Sang Bapa dalam
bancakan weton dilambangkan pula berupa bubur putih (santan kelapa). Lalu kedua
bubur merah dan putih, disilangkan, ditumpuk, dijejer, merupakan lambang dari
percampuran raga antara Bapa dan Ibu. Percampuran ragawi yang diikat oleh rasa
sejati, dan jiwa yang penuh cinta kasih yang mulia, sebagai pasangan hidup yang
seiring dan sejalan. Perpaduan ini diharapkan menghasilkan bibit regenerasi yang
berkwalitas unggul. Dalam jagad makro, keselarasan dan keharmonisan antara bumi
dan langit menjadukan keseimbangan alam yang selalu melahirkan berkah agung,
berupa ketentraman, kedamaian, kebahagiaan kepada seluruh penghuninya.
Melahirkan suatu negeri yang tiada musibah dan bencana, subur makmur, gemah
ripah loh jinawi, tata titi tentrem kerta raharja.
yah ini lah arti dan makna simbol dari bunga-bunga tersebut teman-teman, mudah-mudahan bisa bermanfaat dan menambah wawasan serta ilmu ikut. Berikutnya kita akan membahas soal makna dari kominasi bunga-bunga tersebut, yang ada beberapa kombinasi,
(Arya)