Belajar TAROT itu buka belajar menjadi orang sakti atau bisa meramal masa depan, melainkan belajar untuk memperhatikan (niteni) sesuatu. Memperhatikan membutuhkan kepekaan (roso),mengolah kepekaan (olah roso) butuh pengetahuan yang cukup, sedangkan pengetahuan ( Kaweruh) itu akan muncul kalo kita sudah memperhatikan (niteni), dan siklus itu akan terus berproses berulang-ulang, disanalah letak pembelajarannya.
Hidup damai dan bahagia (ayem lan tetrem ) adalah soal pengetahuan, diawali oleh pengetahuan dan diakhiri oleh pengetahuan. Pengetahuan tentang sifat kehidupan. Jika pemahaman muncul maka akan maklum dan menerima (nrimo) kenyataan.
Siklus kehalusan pengetahuan disebut sebagai mengasah ketajaman budi pekerti (mangasah mengising budi).
Sebaliknya, jika tidak memahami (ora mudeng) sifat kehidupan, maka akan selalu melawan (ngeyel). Bersikeras apa-apa harus sesuai kehendak (ngujo howo). Hidup hanya mengikuti kehendak (kareping roso) bukan mengikuti intuisi yang damai (rosoning karep). Jika sudah demikian, maka hidup selalu konflik, tidak bisa memaklumi keadaan oleh karena ketidaktahuan (moto peteng).
dan semua itu adalah prose pembelajaran itu.