Apa perbedaan reliji dan spiritual ?
Reliji adalah sebuah ilmu atau belajar tentang hubunga manusia dengan TUHAN nya melalui AGAMA, Sedangkan Spiritual adalah sebuah ilmu atau belajar tentang hubungan manusia dengan TUHAN nya melalui alam sekitar kita, baik alam besar/alam semesta ( Jagad Gede ) dan alam kecil/manusia ( Jagad Cilik )
Untuk mengetahui perbedaan dari spiritual dan reliji supaya kita bisa dengan mudah memahami dan mengambil benang merah/intisarinya, bisa kita analogikan keduanya ini adalah sebuah minuman yang dibutuhkan oleh manusia.
Religi itu banyak jenisnya seperti Kopi, Teh, Wine, Beer, Tuak dll( itulah kenapa Agama ada banyak jenisnya ). Manusia pasti memiliki minuman favoritnya masing-masing sesuai dengan selera mereka, dan tak jarang anara manusia yang satu dengan yang lain sering memperdebatkan lebih nikmat mana antara minum Kopi atau minum Teh, bahkan perdebatannya bisa seru dan bahkan bisa menimbulkan rasa tidak suka/permusuhan antara penikmat kopi dan teh. Jangankan antara Kopi danTeh, sesama penikmat Kopi pun kadang masih ada perdebatan antara nikmanya Kopi tubruk dan Kopi Susu. Terkadang bahkan sampai menjelek-jelekan dan mengejek antara penikmat Kopi di Starbuck dan Warkop.
Penikmat kopi di starbuck “nyinyir” kepada pelanggan kopi warkop, kadang ngatain kere lah, tidak berkelas lah dsb.
Hal ini tidak jauh perbeda dengan orang-orang yang mencari JALAN TUHAN/ mencari TUHAN dengan cara melalui RELIGI. Mereka akan “MERASA” ajaran nya “PALING BENAR”, baik yang berbeda AGAMA maupun yang AGAMAnya sama, tidak jauh beda kan dengan Analogi Penikmat Kopi dan Teh diatas. Antara Agama A dan B saling meng kafir kafirkan, dan merasa paling benar sendiri. Bahkan yg Agamanya sama pun yang punya perbedaan pendapat dikatain KAFIR dan SESAT. Tidak jauh berbeda kan dengan perumpamaan penikmat kopi dan teh diatas.
Sedangjan spiritual itu adalah Air, air ya cuma air tidak ada rasanya, tawar / netral, tidak ada perbedaan ( kecuali air bersih dan kotor nah ini lain cerita nya ) , biarpun air jaman sekarang pun ada merknya, rasanya juga tetep sama, sama-sama air, tawar tidak ada rasa./netral.
Orang Relijius yang baik seharusnya spiritualis juga, karena tidak ada secangkir kopi nikmat tanpa air.Orang Belajar Agama tanpa nilai Spiritualitas ibarat seperti peikmat kopi yang ingin minum kopi tapi tanpa air, ya akhirnya kan makan bubuk kopi nya kan, apa bisa nikmat ??
Saat ini pun banyak manusia2 yang seperti ini, mereka tanpak religius dan selalu patuh dengan perintah Agama, tapi bersikap buruk dengan mahluk dan lingkungan/alam sekitar nya, hatinya tidak terasah kepekaannya, yang ada selalu menyebar kebencian dan kegaduhan bahkan fitnah yg sifatnya menngadu domba sesama manusia dan celakanya mereka melakukan itu semua masih merasa dirinya PALING BENAR.
Menurut Ajaran Ki Ageng Suryamentaram orang-orang seperti ini bukanya WERUH ( Paham ) tetapi cuma NGIRA WERUH ( Merasa Paham ). Menurut Beliau manusia itu terdiri dari :
- Jasad Jasad yang dimaksud disini adalah Tubuh Kita, dan kalau kita mati jasat pun ikut musnah
- Karep Nah untuk mempermudah menjelaskan karep ini saya menggunakan teori dari tarot. Karep itu adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh jasad, apa saja itu ada 4 unsur 1. Elemen Udara (symbol pikiran) biasanya berhubungan dengan kekuasaan, tindalkan, mental, rasional, komunikasi, pikiran perjuangan dan ide ) 2. Elemen Air ( symbol perasaan) biasanya dihubungkan dengn emosi, perasaan dan cinta. Selain itu juga mewakilo hubungan alam bawah sadar, mimpi, fantasi, ilusi, kesuburan, rahmat dan ketenangan 3. Elemen Api ( Symbol intuisi dan fisik ) biasanya berhubungan dengan intuisi,inspirasi, hasrat, semangat, hawa napsu, ambisi, keinginan, power, ambisi, 4. Elemen tanah/bumi biasanya berhubungan dengan materialistis, kesejahteraan materi, perwujutan cita-cita, hal-hal yg bisa dirasakan panca indra/nyata/konkrit, uang, jabatan, pengembangan keterampilan
- Aku Adalah bagian manusia yang tidak akan bisa mati dan kalo di dalam tarot disini diwakili oleh simbol Arcana Mayor
Karep itu memang dibutuhkan manusia, karena itulah semua permasalah manusia itu pasti disebabkan karena manusia tidak bisa mengontrol “Karep” nya atau menyeimbangkannya. Jika manusia tidak bisa mengontrolnya dan salah satu elemen terbeut berlebihan makan yang ada adalah kehancuran. Kehancuran bagi dirinya sendiri dan bahkan bisa berimbas ke sekitarnya.
Kita ambil contoh elemen tanah, dalam hal ini adalah materi/uang apabila kita tidak bisa mengontolnya maka elemen ini akan menabrak ke-3 elemen lainnya secara berantai, yang akan ditabrak terlebih dahulu adalah elemen udara dan api, itulah kenapa orang-orang yang “karep” nya tinggi di materi/uang mereka cenderung agresif, ambisius, (unsur api ) dan selalu mencari cara/ilmu baru untuk mencapai tujuan ( angin ) , nah bahasayanya disini apabila api bertemu denga angin, akan menjadi api yang sangat besar dan bisa membakar siapa saja, baik diri sendiri maupun orang disekitarnya, itulah kenapa mereka yg tidak bisa mengontrol ini akan selalu buruk sangka dengan teman nya ( angin ) padahal temen tidak ada niatan untuk bersaing malah mereka berpikir teman ini akan menikam dari belakang, menjelek-jelekan saingannya dan mefitnahnya/sebar hox( angin), merasa paling hebat ( api + angin ) sehingga timbul sifat arogan dan kalo sudah jadi seperti ini terkadang yg dahulunya sahabat/teman baik bisa jadi musuh.
Itulah alasan nya kenapa di komintas tarot ini selalu mengajarkan kepada anggotanya untuk bisa mengotrol “karep” dan selalu ingat “aku”, Selalu menyarankan jangan menjadikan Tarot ini komersil/menjadi sumber mata pencaharian, karena dega belajar tarot/menggunakan tarot kita bisa lebih mudah mempelajari spiritual. Jadi belajar tarot bukan untuk belajar jadi tukang ramal, atau untuk cari uang tetapi untuk belajar ber Spiritual. Dengan belajar tarot kita bisa dengan mudah memahami konsep "Karep" dan bagaimana cara mengotrolnya, dengan belajar tarot pula kita dengan mudah memlejari "Aku" dalam diri kita.
Apabila tidak bisa mengotrol “karep” itu sendiri maka kita tidak bisa memahami apa itu spiritual. Karena “Aku” itu harus NETRAL/SUCI/tidak boleh terkontaminasi oleh “karep” karena kalau kita tidak bisa mengontrol “karep” itu maka secara tidak langsung kita merusak jiwa kita sendiri.
Kesimpulan nya apabila kita ingin ber Agama dengan baik ( reliji ) kita harus ber spiritual dengan baik pula karena kedua hal ini tidak bisa dipisahkan. Apabila ada pemuka Agama, Pendeta, Kyai.Ustad, mereka masih mengejar2 “KAREP”, masih menyebarkan kebencian maka patut dipertanyakan tingkat spiritualnya, dan orang-orang seperti itu belom tentu berjalan dijalan Tuhan walau mereka selalu berkata mereka paling Benar dan sudah berjalan dijalan Nya.