Sabtu, 12 Maret 2011

ARcana pada TAROT PSIKOLOGI

Kita akan membahas ini dengan memahami sebagai alat atau media untuk melakukan eksplorasi bawah sadar yang memungkinkan untuk mengetahui masa lalu, sekarang dan perspektif masa depan yaitu dengan kartu tarot. Ya, seperti yang kita ketahui bahwa tarot berisi simbol gambar sebagai pola dasar yang dapat berhubungan dengan psikologi analitis. Adalah Carl Gustav Jung yang pernah memberikan sebuah analisa  studi tentang tarot,  terutama pada bagian arcana mayor, yang dapat digunakan secara efektif dalam terapi (hipnoterapi) karena pada bagian arcana mayor lebih banyak  mengungkap sisi-sisi kepribadian manusia. Kita, atau dengan bantuan terapis bisa melaksanakan, membaca atau menggunakan beberapa kartu untuk menyampaikan sebuah cerita dan kemudian mendiskusikan kemungkinan arti dari simbol-simbol dalam kata-kata sendiri. Kita kemudian menghubungkan arti simbolis  dalam setiap masalah dengan banyak cara yang sama seperti dalam analisis-analisis Jung sebelumnya.

Proses tebaran bisa dijelaskan dengan menggunakan model ‘Kemungkinan dan Kekacauan/acak’. Dengan model ini, setiap kartu yang disebarkan memberikan kita kesempatan untuk menggerakkan stimulasi pikiran bawah sadar dan menuntun kita menggunakan perubahan-perubahan yang diinginkan. Memang seperti acak, spontan dan mengikuti naluri ketika mengambil kartu dan memberi kesan sebagai sebuah permainan yang berlangsung melalui proses pilihan, strategi, peristiwa acak, penemuan dan  inspirasi. Tetapi sesungguhnya cara yang konvensional  ini memberi peluang yang efektif sebagai alat belajar, dan selanjutnya bisa mengarahkan pada pola konseling dan praktik terapi (hipnoterapi). Dan bila hal ini dikorelasikan dengan ”permainan” yang  digunakan dalam berbagai penilaian, seperti Wechsler Adult Intelligence Scale /WAIS (alat test psikologi yang mengukur IQ dengan memanfaatkan teka-teki)  dan Tematik Apperception Test /TAT (alat tes psikologi proyektif berupa gambar - gambar yang diminta diinterpretasikan oleh klien) yang menggunakan foto ambigu untuk merangsang bercerita proyektif, kesamaannya akan sangat mirip.

Carl Gustav Jung melihat semua gambar tarot sebagai "turun dari pola transformasi". Pola ini meliputi beberapa pola utama yang dihadapi selama proses pematangan psikologis yang ada dalam pikiran dan tubuh manusia, termasuk bayangan, keadaan sekitar yang membentuk karakter manusia , persaingan, orang tua yang bijak dll. Di dalam Tarot juga berisi simbol yang mewakili pola penting lainnya dari proses transformatif seperti pola Ibu (Ratu.III), Ayah (Raja.IV), Kebijaksanaan (Ahli Tafsir Agama.V), Pengorbanan (Laki-laki tergantung.XII), Keseimbangan (Kesederhanaan.XIV), dll. Dalam psikologi analitis Jung, pola ini terdiri atas komponen dinamika utama ketidaksadaran yang mempengaruhi jiwa manusia dengan berbagai cara.

Dengan demikian, ini adalah sebuah sistem yang saling berhubungan, dinamis, kompleks dan pola sistem kehidupan (biasanya disebut sebagai sistem yang mengatur dirinya sendiri). Sistem ini hampir sama dengan tatanan sistem  Disipatif  *2) yang oleh I. Prigogine─pemenang Hadiah Nobel Kimia 1977─ didefinisikan sebagai struktur yang mengambil dan menghilangkan ”energi” seperti kita berinteraksi dengan lingkungan dan alam. Sebuah sistem disipatif tidak harus  menghemat energi, tetapi menimbulkan proses tersendiri  seperti pertumbuhan organisme berpengaruh terhadap pola dan sistem lingkungan.

Kita (manusia) merupakan sistem yang selalu menunjukkan ketidakseimbangan hidup. Sistem disipatif adalah manusia yang mampu mempertahankan identitas kepribadiannya,  dan  kita bersedia terbuka untuk  menerima aliran energi, materi atau informasi dari lingkungan kita sendiri. Kita tidak hanya sebuah tubuh yang memiliki sistem disipatif, tetapi jiwa kita juga dan Jung juga mengajarkan bahwa ego merupakan hal kompleks yang ada di dalam jiwa. "Jiwa adalah sebuah sistem yang mengatur diri sendiri yang menjaga keseimbangannya sama seperti tubuh ini", ia juga dan menunjukan pula bahwa jiwa menjadi sistem yang mengatur diri sendiri, sistem dinamik yang kompleks serta memiliki sistem disipatif,  dan kita bisa melihat melalui lensa pengetahuan modern.

Sebagai contoh, pola ‘Kekacauan’, sebagai sebuah pola dasar dari sistem disipatif, sangat dikenal dalam permainan tarot, yang  dan diproyeksikan pada simbol  gambar Menara (Arcana Mayor – XVI ). Inilah kartu yang merupakan transformasi ketika Jung mengajarkan bahwa kita dapat sadar akan isi bawah sadar dalam jiwa kita dengan memeriksa simbol-simbol dalam mimpi kita sendiri. Pada Kartu ‘Menara’ banyak detail simbol yang konkrit (tipikal) dan  simbol-simbol tentang keadaan lingkungan dan informasi. (perhatikan gambar kartu Menara yang terdapat simbol angin, badai, hujan, petir dan situasi akibat dari tanda-tanda alam  tersebut)

Kartu tarot pada kelompok  arcana mayor merepresentasi simbol-simbol gambar berbagai kekuatan kosmik seperti Kematian, Keadilan, Kekuatan, dan seterusnya, juga mengandung simbolisme tipikal dan nyata. Sedangkan arcana minor merupakan terminalogi  mengenai sebuah pelajaran, peluang, hubungan, konflik, kondisi, aksi dan mampu mewakili dinamika peristiwa dalam diri kita.

Namun sesungguhnya arcana mayor yang berjumlah 22 kartu adalah simbol yang diaktualisasikan pada bentuk gambar yang merupakan keadaan yang tersembunyi yang tidak jauh dari kebenaran yang ada. Alasan ini dapat diketahui dari beberapa konsep yang muncul seperti gambaran-gambaran ditemukan pada arcana mayor yang memunculkan konsep-konsep pribadi seperti diperlihatkan adanya Ratu, Raja, sang Pecinta, Kematian dan sebuah pola untuk berkembang pada kartu Bumi. Semua telah terkonsep luar biasa dengan fitur sehari-hari dari dunia dan pikiran bawah sadarnya, dari semua itu kelihatannya ingin menyatakan bahwa kartu tarot adalah suatu penemuan tentang konsep-konsep kemampuan bawah sadar yang mampu dieksploitir pada keadaan kehidupan saat ini.

Gambar-gambar di arcana mayor berdasarkan siklus manusia yang mampu membentuk pola penuh arti yang berhubungan dengan situasi atau berbagai kesulitan. Seperti hubungan sebab-akibat, pengetahuan alasan-alasan dasar, ketakutan-ketakutan dan keinginan-keinginan yang dapat mencetak setiap tujuan dan tindakan.

Hal ini juga dapat dilihat dengan konsep konflik dalam kehidupan yang ditunjukkan pada kartu Matahari? Dan mungkin kita menjelaskan kehadiran adanya suatu pola hidup apa adanya dalam kartu Kesederhanaan? Suatu konsep yang masih dilematis ketika manusia tidak bisa menerima takdirnya dalam kartu Roda Keberuntungan, dan sebuah konsep penyadaran bahwa apa yang pernah ditanamkan akan menuai hasilnya, tentu  hal ini menyangkut korelasi tentang hukum karma yang dijelaskan pada kartu Pengadilan Akhir dan seterusnya. Gambaran-gambaran ini menunjuk suatu siklus yang komplek dari apa yang ada dalam diri manusia akan tercermin pada tiap-tiap kartu. Dengan demikian arcana mayor bisa dengan mudah menjadi suatu sistem memori bergambar yang mampu menemukan secercah harapan pada saat manusia dirundung masalah serta mampu digunakan sebagai suatu fokus untuk perenungan.

Pada arcana mayor juga merupakan cerminan yang menggambarkan konsep-konsep spiritual seperti kartu Ahli Tafsir Agama, dan kartu Pendeta Wanita.  Semua telah terkonsep dengan fitur sehari-hari dari dunia dan pikiran manusia untuk menyatakan bahwa kartu tarot mampu mengupas tuntas adanya hubungan manusia dengan alamnya, sekaligus sebagai pangejawantahan dari tatanan pikiran manusia itu sendiri.

Dalam kartu arcana mayor selalu diberi bobot ekstra dan lebih bermakna dalam membaca dan menginterpretasikan pada tiap-tiap kartu. Ketika salah satu kartu ini muncul, kita bisa tahu isu-isu yang dipertaruhkan dalam diri kita, apakah menyangkut karakter, sifat atau kondisi saat ini. Kartu ini bisa mewakili keprihatinan kita yang paling dasar, perasaan dan motivasi utama kita. Dalam pelajaran selanjutnya saya menunjukkan lebih terinci bagaimana kita dapat mengenali dan menafsirkan tema dari arcana mayor dalam menginterpretasikannya..

Banyak para pewacana tarot melihat arcana mayor sebagai hal yang menunjukkan tahapan yang berbeda dalam perjalanan hidup seseorang dan suasana pertumbuhan batin kita. Dalam sistem ini, kartu arcana mayor masing-masing memberikan beberapa kualitas atau pengalaman pribadi yang harus kita gabungkan sebelum kita dapat menyatukan persepsi yang arif untuk suatu tindakan yang harus diambil.

Setiap manusia mempunyai perjalanan hidup sendiri-sendiri, meskipun perjalanan itu memiliki banyak kendala, terseok-seok bahkan harus memutar arah, arcana mayor memberikan jalur khusus yang unik walau masih bersifat universal, dan ini di tuangkan dalam konsep kesadaran awal yang disimbolkan dengan kartu si Dungu (0) sampai pada intergritas dan pemenuhan batin yang di simbolkan dengan kartu Bumi (21). Dengan kata lain, bahwa arcana mayor adalah sebuah penggambaran siklus kehidupan manusia yang dimulai nol  dan kembali keasalnya.

Kita ambil cerita konkritnya, perjalanan seorang yang ada dalam kartu si Dungu (0) yang digambarkan tengah bergerak dari suatu pengalaman ke pengalaman yang lain, dalam interpretasi kita bisa membuat kesalahan atas kebodohan kita sendiri  dan menerima kegagalan dalam menyadari potensi diri sendiri. Maka  kita tidak punya keberanian dan wawasan tersendiri untuk mengetahui tingkatan kita yang terdalam. Pada selanjutnya kita bisa merasakan dan menemukan kartu sang Petapa, bahwa kegagalan tidak boleh terjadi atau kita menemukan kartu Menara yang merupakan fase krisis dan kita harus mampu membebaskan diri dari pertahanan ego kita.

Banyak cara ketika kita mencoba mengatasi kesulitan diri sendiri, tetapi  kita juga bisa gagal berkali-kali pula. Pelajaran dari kartu Lelaki Digantung adalah  untuk melepaskan dan menyerah kepada pengalaman dengan kemampuan untuk sebuah pengorbanan. Kita bisa menyerap kualitas kekuatan hidup sejak kecil dan mampu mengembangkan dalam kekuatan kartu Kereta Perang. Kita dapat mengatasi pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh kartu Setan, tetapi kita bisa belajar tentang hasrat cinta dengan menguasai cinta dan napsu birahi melalui kartu Pecinta.

Dengan demikian arcana mayor merupakan model pengalaman dan siklus kehidupan yang menampung semua pola pertumbuhan hingga kematian, dan tentunya kita bisa mengatakan bahwa hidup ini adalah sebuah episode yang terus bergerak sebagai siklus kehidupan. Tidak peduli pola apa dalam perjalanan hidup yang kita temukan sejak lahir hingga kematian menjemput. Tetapi dalam arcana mayor ditunjukkan kepada kita bahwa keutuhan dan pemenuhan adalah takdir tersendiri. Dan bila kita terus melihat pikiran bawah sadar, maka kita bisa melihat potensi dan menyadari sifat sejati untuk memperoleh Bumi beserta isinya (kartu 21).

Sementara Arcana minor yang berjumlah 56 pada umumnya berisi berbagai misteri-misteri yang ada pada setiap sifat dan kondisi manusia itu sendiri. Pemahaman arti lambang atau simbol dari masing-masing kartu arcana minor juga muncul di tempat-tempat lain, baik serupa dongeng-dongeng, mitos maupun legenda-legenda. Seperi di Irlandia, dari dongeng Orang-orang Dewi Dana (Tuatha De Danann) yang berbicara tentang empat harta benda gaib, sebuah ketel besar, tombak, batu dan pedang. Simbol yang serupa juga ditemukan pada masa penyebaran agama Hindu, seperti adanya: cangkir; piala, tongkat kerajaan, cincin dan pedang. Dari cerita di atas barangkali mata rantai yang paling menimbulkan adanya mitos yaitu cerita dari Yunani dengan adanya Dewi Keadilan yang mencakup simbol adanya cangkir, piala, tongkat dari buah apel, kayu, kemudi dan pedang.

Arcana minor mengandung konsep-konsep kehidupan yang universal yang dihubungkan dengan keadaan sehari-hari; pikiran, kejadian dan perasaan orang-orang yang berperan dalam kehidupan kita. Namun sesungguhnya arcana minor tidak seberapa penting dibanding arcana mayor, hanya lebih mudah untuk dipahami tentang kejadian, keadaan, konflik dan hasil akhir dari hubungan sebab-akibat.

Dengan demikian, Jung  menganggap bahwa Psyche *3)  manusia memiliki lapisan-lapisan dan proses mengintegrasikan lapisan-lapisan tersebut dilakukan melalui perluasan tingkat kesadaran. Jung menyebutnya sebagai layers of psyche function karena adanya energi pada setiap lapisan. Energi-energi tersebut mengekspresikan dirinya dalam sebuah mode karakteristik dari berfungsinya kepribadian. Maka Jung mengidentifikasikan lapisan-lapisan dari fungsi ini dalam tipologi tarot sebagai berikut:

Elemen piala sebagai simbol tentang  Perasaan 
Dihubungkan  dengan keadaan emosi, perasaan dan pengalaman spiritual. Piala menunjukkan pula bahwa kita bisa sibuk dengan urusan hubungan berinteraksi dan pengalaman-pengalaman yang tak terduga. Penekanan dari kartu ini ada pada kondisi dan situasi, bukan pada bagaimana sebuah tindakan dilakukan.

Piala terkait dengan unsur air dan juga mewakili tentang hubungan , bawah sadar, mimpi, fantasi, ilusi, kesuburan, kerahmatan dan ketenangan. Ketika kita menemukan dominasi kartu dari elemen piala maka perlu kita menanyakan pada diri sendiri :
  • Apa dan dengan siapa saya bisa mencintai dalam menjalani hidup ini ?
  • Apa yang sesungguhnya saya rasakan dalam menghadapi persoalan hidup ?
  • Bagaimanana saya bisa menjawab tentang ketidak adilan ini ?

Elemen pedang sebagai simbol tentang Pikiran  
Berhubungan dengan kekuasaan, tindakan dan perjuangan. Pedang ingin menunjukkan bahwa kita berpikir untuk terlibat dalam suatu konflik batin dan perselisihan, walaupun pada awalnya tampak biasa-biasa saja, tetapi bila dibiarkan akan menjadi puncak klimaksnya. Pedang juga menunjukkan bahwa situasi yang statis bisa berubah menjadi suatu yang bersifat konfrontasi.

Pedang terkait dengan unsur udara yang mewakili mental, rasional, komunikasi dan pikiran. Pedang juga menunjukkan suatu perjuangan dan titik untuk kebutuhan dalam pengambilan keputusan.
Jika kita menemukan dominasi kartu pedang, maka kita perlu untuk menanyakan diri sendiri :
  • Bagaimana saya bisa tetap fokus terhadap pikiran saya sendiri ?
  • Apa sikap saya menghadapi keputusan saya sendiri ?
  • Apa yang saya perlukan untuk penangan konflik dan ketegangan diri sendiri ?
  • Apa yang perlu saya lakukan untuk merubah semuanya ?

Elemen koin sebagai simbol tentang Penginderaan  
Berhubungan dengan perwujudan akan cita-cita, kesejahteraan materi dan hasil dari kerja keras. Koin ingin menunjukkan masa berlimpahnya terutama materi bagi seseorang. Tetapi bila kebahagiaan secara materi tanpa didukung kebahagiaan spiritual, tentu rasanya akan menjadi persoalan tersendiri.

Koin berhubungan dengan elemen bumi yang digambarkan sebagai sifat matrialistis dan menunjukkan suatu kepedulian akan keuangan, pengetahuan dan pengembangan ketrampilan.

Ketika dalam tebaran mendominasi elemen koin maka kita perlu menanyakan pada diri sendiri :
  • Apa yang saya lakukan untuk menjadi tentram ?
  • Apa yang bisa saya peroleh dari fisik dan lingkungan saya ?
  • Apa yang bisa membuat saya menjadi aman terhadap apa yang saya miliki ?

Elemen tongkat sebagai simbol tentang Intuisi  
Berhubungan dengan intuisi, sebuah inspirasi dan hasrat untuk mengombinasikan setiap masalah yang dihadapi. Walaupun ada istilah-istilah lain dari kartu ini. Tongkat adalah sebuah ungkapan yang mencakup hal-hal di luar logika yang memiliki hubungan spiritual. Simbol tongkat ingin menunjukkan bahwa kita memiliki keinginan dan kemauan yang besar sehingga mampu menciptakan suatu perubahan di masa yang akan datang.

Elemen tongkat terkait dengan unsur api sebagai simbol semangat yang bisa menunjukkan sebuah kehidupan baru. Tongkat juga merupakan pertumbuhan, kejantanan, kreatifitas, pengembangan diri, inspirasi, energi, persepsi yang jelas, pencerahan, semangat dan keinginan. Ketika pada suatu tebaran mendominasi elemen tongkat maka  kita perlu menanyakan pada diri kita :
  • Apa yang sesungguhnya saya inginkan dalam hidup ini ?
  • Bagaimana saya bisa mengekspresikan diri terhadap ide-ide saya ?
  • Langkah pertama apa yang seharusnya saya ambil  ?
Dengan demikian karena kartu tarot merupakan bahasa simbol yang universal maka ia tidak dibatasi oleh kendala bahasa yang sistemik. Dari bahasa-bahasa simbol ini juga merupakan bahasa ketidaksadaran yang cenderung untuk mengaktifkan pikiran intuitif atau pusat otak kanan.

Dalam pembacaan tarot kita tetap mengatur sebagai pola yang sistemik, meletakan pada posisi yang tepat dan menafsirkan makna dari seluruh gambar simbolik dalam kaitannya dengan apa yang kita ingin tanyakan atau pengaruh dalam kehidupan kita sendiri.

Hisyam A Fachri

0 comments:

Posting Komentar