Komunitas Tarot Surabaya Fullmoon

Membantu menemukan sejatinya manusia dan menjadi manusia sejati

Komunitas Tarot Surabaya Fullmoon

Membantu menemukan sejatinya manusia dan menjadi manusia sejati

Komunitas Tarot Surabaya Fullmoon

Membantu menemukan sejatinya manusia dan menjadi manusia sejati

Komunitas Tarot Surabaya Fullmoon

Membantu menemukan sejatinya manusia dan menjadi manusia sejati

Komunitas Tarot Surabaya Fullmoon

Membantu menemukan sejatinya manusia dan menjadi manusia sejati.

Kamis, 24 Februari 2011

Bargaining Position dalam Dunia Tarot

Dalam hal dunia bisnis,posisi tawar menawar dalam sebuah negosiasi bisnis atau menempatkan pribadi kita sebagai aset yg punya kekuatan setara dalam dunia bisnis adalah sebuah keniscayaan yang dikejar oleh para individu di dalam dunia bisnis maupun dalam peran hidup manusia.

Sama halnya dalam sebuah dunia Tarot bahwa bargaining position seorang tarot reader menentukan hidup mati dia dalam kehidupan ekonomi dia jika dia seorang tarot reader profesional,posisi tawar menawar atau bargaining position bukan mengakar pada jenis kartu yg dia pegang namun lebih mengakar kepada pribadi pemegang kartu tarot.

Persoalan muncul,bagaimana cara membangun sebuah bargaining position dalam dunia tarot?

Secara umum,sebagai sebuah analogi bahwa semua orang bisa belajar dan membaca sebuah kartu tarot jenis apapun lepas dia punya bakat atau tidak,karena ini hanya soal anda teliti dan giat belajar.dari titik ini bisa kita pelajari bahwa setiap orang bisa baca kartu tarot dan punya style sendiri dalam baca tarot,ada tarot reader punya gaya A maupun F,gak ada yg perlu dirisaukan jika anda punya style sendiri ,tak harus anda mengekor orang lain.

Tarot adalah dunia yg dinamis dan tak ada ikatan ketat yg kudu menentukan bahwa anda kudu standard model ini dan sebagainya dalam sesi baca.

Dari sesi baca anda bisa mulai membangun sebuah citra diri dalam proses tawar menawar dengan market,gaya own style kita akan menentukan arah pasar kita kemana sebagai contoh jika gaya baca kita cenderung diam dan mengalir kata kita dan tidak menghakimi seseorang maka orang akan nyaman dengan posisi kita dan orang akan cenderung balik ke kita walau di luar sana ada ratusan orang dengan profesi yg sama.

Pembentukan pribadi yg calm dan tidak menghakimi adalah sebuah nilai jual yg bisa kita ambil as selling poin dalam tawar menawar posisi ,dan orang di luar sana punya tendensi berkeluh kesah,melepaskan beban hati dan merasa bebas ngobrol dengan kita jika pribadi kita calm dan satu hal lagi open minded whatever orang mau ngobrol apa.

Jika sukses di stage ini maka secara otomatis seorang tarot reader sudah punya market pasar tersendiri,orang dengan mudah terkesan dan akan selalu konek dengan kita,terkesan dengan pribadi kita.dus posisi tawar menawar kita dalam sebuah proses nego akan menguat juga.

Orang akan nyaman dan mengiyakan posisi tawar kita berdasar sebuah pondasi pribadi diatas bukan berdasar sebuah acuan berapa banyak jenis kartu tarot yg kita punya atau angkernya plus kuatnya energi kartu tarot..most important think is a man behind the gun...bahwa kita menjual sebuah produk jasa berdasar daya pribadi kita,hal ini more secure daripada kita jual image jasa tarot atas image kartu tarot yg kita pegang.

wajar Kadang kita merasa stag karena market tarot kita jalan di tempat tanpa ada perubahan karena kita cuma menjual sebuah produk kartu tarot dan bukan menjual sebuah produk berdasar pribadi utuh kita.

Orang akan menganggap kita cuman angin lalu,orang datang untuk curhat dan kemudian melupakan kita karena kita cuma menjual produk atas dasar daya cerita tebaran tarot dan bukan menjual nilai lebih diri kita,karena bagaimanapun tarot hanya kartu semua tergantung sang operator..diri kita

Dari sini kita membangun sebuah kontruksi dan membuat road mapping pribadi kita bahwa kita adalah sebuah aset seharga gading gajah lebih berharga dari sebuah nilai kartu tarot..kita jual kemampuan pribadi kita bukan jual apa jenis kartu tarot yg kita pegang.

frenchleghorn@gmail.com
Mbah Darmo

Senin, 21 Februari 2011

Pandowo Limo Mukso

~kawruhono, dununge urip puniki
lamun mbendjang yen wus palastro
kasedan djati ngendi parane,
umpama'no peksi mabur mengsah saking kurungan
djiwo ninggalke rogo, bali marang Ywang Agung,
umpama'no wong lungo sondjo, ndjang sinandjang
wong lungo sondjo wajibe mulih
mulih neng ngisor sembodja...~

ketika usai sudah bharatayudha,
senyap pula ajang kurusetra,
ke arah manakah jwa-jiwa hYang tenang...
berangkatlah sang Pandawa Lima
seiring sejalan melanjutkan perjalanan sang Jagad alit
mendaki menapaki gunung-an kamokhsan - kasampurnan...

gunungan I
langkah naKuLa - Sadewa terhenti,
sang putra kembar Bhatara Yama
Na-KuLo... terbebani ke-aku an nya,
daya intelektual, tutur kata tata bahasa kesusastraan, ketrampilan ragawi memainkan pedang
Sa-Dewa... terbebani daya pikir nya,
merasa manusia pilhan para dewa, menguasai jagad pengetahuan...

gunungan II
sang Permadi, ya Arjuna ya Raden Janoko
sang putra Bathara Indra
menyusul menghentikan langkah pendakian,
terbebani ke-aku an nya...
keelokan paras ragawi, kesaktian kadigdayan,
sang pemuja ekspresi cinta kasih ragawi...

gunungan III
sang perkasa Bima putra Pandu, ya Haryo Werkudoro
sang putra Bathara Bhayu
pun menyusul... terhenti langkah pendakian nya
terbebani... ke-aku an nya
merasa "berhasil" menyatu bersama sang Dewa Ruci
merasa menemukan keabadian hYang sedjati
sebuah kemelekatan ego-spirituaL...

tinggaLLah dalam kesendirian
dialah sang putra Bathara Dharma
sang ksatria sedjati cahyaning para Pandawa
ialah Prabu Puntodewo, ya Yudhistira,
ya Raden Samiadji, ya Dharmoputro
bersama seekor anjing putih mulus yg menemani,
dalam langkah perlahan setapak demi setapak
tekun setia penuh kesabaran,
sampailah hingga puncak pendakian,
terbukalah pintu gerbang kahyangan jagad para Dewata;

Bthara Nurrada: "silahkan masuk anak prabu Puntadewa, tapi biarlah anjing itu tinggal di pintu gerbang ini, dan engkau masuk lah sendiri..."
Puntadewa: "bukankah sudah menjadi kehendak para dewata, siapapun yg menyelesaikan langkah hingga disini, dialah yg berhak memasuki jagad kahyangan para dewata..."
Bthara Nurrada: "sungguh mulia kebijaksanaanmu anak prabu, jadilah apa yg menjadi sabda-mu".
maka. berubahlah wujud lah anjing putih mulus tadi menjadi sang Bthara Darma... ialah yg mendampingi langkah sang Yudhistira... darma bhakti dlm kesabaran-kesetiaan-ketekunan... tiada daya kesaktian kadigdayan, dialah sang Raden Samiadji... pemegang amanah jamus kaLimaSada sebagai satu-satunya pusaka perjalanan hidup nya di Marcapada - jagad gelaran alam manusia.


masuklah sang Raden Samiadji ke dalam SwargaLoka... tempat  serba "kenikmatan' para dewata, tampak di dalamnya... para bala-Kurawa, sang Resi Dorna. patih Sengkuni, sang durjana Duryudana, Dursasana dan seluruh keluarga kurawa berada dalam "kenikmatan" alam dewata SwargaLoka.
Bthara Nurrada: "anak prabu Puntadewa, apa yang engkau lihat ini... bagaimana menurutmu...?".
Puntadewa: "eyang Nurrada, daya pikir ku sungguh terbatas, apa yang bisa kutuntut dari apa yg telah menjadi keputusan para dewata... mereka juga para saudara ku, mereka berbuat sesuai apa yg mereka sadari sebagai kebenaran, mereka juga para ksatriya yg membela kebenaran bangsa negara nya menurut kesadaran nya".

Raden Samiadji diiringi para dewata, melanjutkan perjalanan... diperlihatkan padanya "alam kesengsaraan" jagad kahyangan... tampak terlihat oleh prabu Puntadewa...ke-empat saudara kandungnya Bima-Arjuna-Nakula-Sadewa... terbelenggu rantai, terpasung dalam "alam kesengsaraan".
Bthara Nurrada: "anak angger prabu Puntadewa, seperti yang engkau lihat, bagaimana menurut mu ?".
Puntadewa: "eyang Nurrada, setiap dharma kesadaran ragawi akan ngundhuh wohing panggawe, bukankah ini sudah menjadi ketetapan keadilan sang hyang Widhi yg berlaku pula bagi saudara-saudara yang kukasihi".

Bthara Ismaya: " anak prabu Puntadewa... demikianlah kebijaksanaan - kesabaran - kesetiaan mu dlm pakerti Tamburo Maninten, lelaku dharma bakti mu memegang teguh amanah pusaka Jamus Kalimasada telah membabarkan-menggelar Samar - SamaR nya Janji-KU, keSABARan dharma bhaki mu telah mewujudkan-mengejawantahkan Samar Samar nya ADAnya AKU... inilah Esem -SENYUM KU hYang Sedjati".

lalu bagaimanakah kelanjutan perjalanan sang Prabu Puntadewa bersama ke-empat adiknya ? dan bagaimanakah yg terjadi sebenarnya kepada para kurawa ?..... semua ditentukan Gentur Tapabrata dalam LeLaku Dharma Bhakti setiap wujud pribadi Manusia, sebagai wadag- wadah fisik pengejawantahan segala pakerti para dewata;

- masih adakah kemelekatan kebanggaan daya pikir dan ketramplan ragawi ?
- masih adakah kemelekatan kebanggaan keelokan kesaktian kadigdayan ragawi ?
- masih adakah kemelekatan kebanggan ego spiritual merasa paling benar sedjati ?
- masih adakah kesadaran utk menuntaskan Dharma Bhakti dalam keSABARan  keSETiAan keTEKUNan ?

hidup     TANPA    kasih  =   MAUT
kasih TANPA perbuatan =   MATi


saLam sedjatining sedjati,
sungkem wiludjeng ._/\_.
================ 
(Lereng Lawu, Februari-2011).

NB: sosok "lelaki" dalam lakon ini, bukanlah yang sebenarnya... kedemikianan alam kasunyatan-kelanggengan tidaklah mengenal perbedaan "gender"  Laki-Laki / Wanita. jika masih terdapat ganjalan / kesulitan pengertian dalam membaca terkait "gender".... silahkan tambahkan saja "Nyonya Yudhistira, Nyonya Bima, Nyonya Arjuna...dst. :))