Rabu, 19 Januari 2011

Sejarah Tarot

Asal usul permainan tarot tidak jelas. Sejarahnya terletak pada misterinya itu sendiri, namun justru disitulah letak  power dari tarot. Tarot bukanlah berasal dari ideology tertentu atau produk dari kekuasaan tertentu. Tarot hadir sebagai eksistensi symbol – symbol mitologis dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia yang membentang di masa lalu dan masa depan yang tak terbatas Pada sub bab ini, kita coba melihat bahwa Tarot itu sendiri memiliki pluralitas legenda yang bertutur tentang keberadaannya.

Tarot pernah dikisahkan dibawa ke Perancis untuk menghibur Raja Charles VI (memerintah dari 1380 – 1422) yang lesu dan tertekan. Permainan tersebut juga muncul di Italia kira-kira pada waktu yang bersamaan. Pada dasrnya permainan Tarot sederhana dan melibatkan kebajikan dan keburukan teologis. Tidak ada bukti bahwa Tarot digunakan untuk meramal hingga akhir abad keenambelas. Kartu Tarot baru disebutkan sebagai alat untuk meramal dalam sebuah buku yang diterbitkan di Frankfurt pada awal abad ketujuh belas. Kartu Tarot belum digunakan sebagai kartu ramalan hingga abad kedelapan belas dan digunakan pertama kalinya oleh kaum gipsi.

Tarot juga diduga ada dalam ajaran sekte asketik yang hidup di dekat Laut Mati (Dead Sea) di Palestina kuno antara 200 BC dan 100 AD. Dugaan lain, Tarot digunakan filsuf Yunani bernama Cebes, murid dan teman Socrates, yang hidup di abad kelima sebelum masehi. Beberapa orang mengatakan bahwa Tarot bersumber dari ajaran kuno mengenai Hermes Trismegistus, penulis karya terkenal Hermetic Acts and Sciences, yang berisi tarot, astrology, numerology, alkemi, dan sacred geometry. Legenda ini juga mengatakan bahwa Hermes memberikan Tarot pada kaum Gypsy karena mereka adalah pengembara dunia.

Teori lain mengatakan hubungan Tarot dengan Thot yang berasal dari Mesir. Thot adalah dewa pembelajaran dan komunikasi yang dalam mite Mesir dikatakan mencipta Tarot dalam hieroglyphics, bahasa symbol pictorial Mesir. Pemikiran lain mengatakan Tarot berasal dari Maroko, berawal dari legenda Phoenix yang muncul dari abu. Ini adalah simbolisasi sebuah kejadian di jaman Alexandria (390 AD), saat sebuah perpustakaan terbakar dijaman itu, sekelompok pendeta yang bekerja di perpustakaan itu bekerjasama menyelamatkan manuskrip berbentuk gulungan-gulungan dan membawa ke biara. Manuskrip tetap tersembunyi hingga diterjemahkan ke dalam bahasa gambar yang universal, yaitu Tarot.

Ada pula yang berpendapat bahwa Tarot datang dari ajaran kuno aliran misteri di Chaldea, Phoenicia, dan Babylon dalam bentuk “ loose-leaf” buku bergambar. Beberapa orang lagi mengatakan bahwa Tarot berakar dari mesteri Arab (mistisisme muslim sebelum sufi) dan doktrin rahasia pertapa sufi (muslim atau mistis Islam) yang ada pada abad sepuluh dan sebelas.Teori lain mengatakan bahwa Tarot adalah invensi abad sebelas dari para Ksatria Templar di Eropa. Templar membawa “kebijaksanaan terlarang” (forbidden wisdom) dan kembali ke Eropa setelah Perang Salib. Ksatria Templar, adalah alkemis, dan di kemudian hari menjadi Rosicrucians (Fraternitas yang mengorganisasimistis religious di Jerman abad ke-15) melakukan konversi pengetahuan mereka ke dalam kartu permainan.

Semua paparan di atas member gambaran begitu banyak penjelasan mengenai Tarot sehingga sejarah tarot terletak pada misterinya itu sendiri. Yang jelas 22 arkana mayor itu adalah symbol utama dari sebuah kartu tarot. Asalnya dari 22 huruf di dalam Abjad Ibrani. Abjan Ibrani adalah yang digunakan untuk menulis Kitab Suci Yahudi dan Kristen.
Abjad Ibrani adalah: Aleph, Beth, Ghimel, … dsb.
Abjad Arab adalah: Aliph, Bha, Tha, … dsb.
Abjad Yunani adalah: A, B, C, … dsb.
Semua abjad ini berasal dari abjad penemuan Bangsa Phoenica yng menguasai lalu lintas perdagangan di Laut Tengah pada ribuan tahun sebelum Masehi. Bangsa Phoenica berhasil menemukan cara untuk menuliskan abjad dengan cara yang praktis, sehingga ditiru oleh bangsa-bangsa lain, termasuk oleh orang Ibrani, Arab, dan para bangsa Eropa.

Pada pihak lain, orang Phoenica tidak menciptakan dari nol. Mereka melakukan adaptasi dari tulisan pictograph milik orang Mesir Kuno. Tetapi, budaya Mesir tidak berhasil menciptakan tulisan yang praktis, orang Phoenica berhasil, dan kita yang termasuk menikmati manfaatnya.

Jadi, karena 22 Arkana Mayor itu melambangkan (atau menggambarkan, atau meringkaskan) ke 22 abjad Ibrani yang merupakan adaptasi dari abjad Phoenica, yang pada gilirannya merupakan adaptasi dari pictoghraph Mesir Kuno, maka sebagian orang berpendapat bahwa asal Tarot adalah dari Mesir Kuno.

Dan di sini muncul aspek mitologis tentang Nabi Musa yang membawa intisari ajaran Mesir Kuno tentang ketuhanan dan mengadaptasinya menjadi kepercayaan Ibrani terhadap JHWH (terkadang dibaca Jehovah atau Jahveh; kenapa? Karena abjad Ibrani tidak memiliki huruf hidup selain Aleph).

Mungkin pada jaman Musa (3500 tahun yang lalu?), abjad Ibrani belum terbentuk secara baku, sehingga tradisi dilanjutkan secara lisan, termasuk Taurat (5 buku pertama di dalam kitab suci Ibrani dan Kristen) yang menurut tradisi ditulis oleh Nabi Musa.

Kabalah juga sering dikaitkan dengan Tarot adalah ajaran mistik atau esoteric Ibrani yang, menurut saya, tidak asli ibrani, melainkan banyak bercampur dengan ajaran estorik dari Yunani Kuno (dengan eksponennya tokoh-tokoh semi legendaries: Pythagoras, Plato, dsb). Kabalah dikaitkan juga dengan Nabi Musa yang mungkin cuma separuh benar. Di sinilah bias terlihat bahwa tarot dan kabalah memiliki hubungan.

Tarot terdiri dari 22 arkana mayor (jalan utama), dan 56 arkana minor (jalan biasa). Total jumlahnya 78 kartu. Jalan utama adalah archetypes menurut Carl Gustav Jung, dan jalan biasa adalah keseharian (mundane activities in the everyday world).

Ada 4 unsur: api, air, tanah, dan udara; ditambah roh. Kalau kita berbicara, biasanya cuma disebutkan bahwa tarot terdiri dari 4 elemen. Sadulur papat, menurut istilah kejawen. Tetapi, kalau mau lengkap, sebenarnya ada 5; yang kelima adalah pancer (roh). Jadi: Sadulu Papat Kalima Pancer (empat unsure plus roh). Roh atau spirit ini, bias pula dipahami sebagai ego atau jiwa manusia. Sedulur papat ini adalah empat saudara manusia yang juga kerap dilambangkan dengan empat penjuru mata angin (Timur, Barat, Utara, Selatan).

Dalam Jung saya melihat kesejajaran ini dengan empat fungsi kepribadian, kognisi, emosi, intuisi, dan pengindraan. Manusia memiliki keempatnya meski cuma satu yang dominan di tataran sadar ditambah satu lagi sebagai pendukung, sementara yang dua tak aktif dan masuk dalam tataran nirsadar. Keempat hal inilah yang membentuk ego manusia.


0 comments:

Posting Komentar